Caption: Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh. Foto: Dok DPP PKB TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, mendesak pemerintah Indonesia untuk bertindak tegas dan serius dalam menangani kasus Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja yang menjadi korban penipuan dan eksploitasi di perusahaan online scam atau penipuan berani.
Desakan ini disampaikan menyusul adanya kejadian kericuhan yang melibatkan 97 WNI di Kamboja. Mereka diduga berusaha melarikan diri dari perusahaan online scam tempat mereka bekerja setelah menjadi korban kecelakaan.
Banyak dari mereka yang awalnya menjanjikan pekerjaan yang layak, namun ternyata dijadikan pekerja paksa dalam aktivitas penipuan online lintas negara.
“Saya mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Kasus WNI korban TPPO di Kamboja bukan hal baru. Aparat harus mengungkap dan menangkap jaringan pengiriman pekerja online scam di Kamboja,” ujar Oleh Soleh, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, pekerjaan yang melibatkan aktivitas online scam jelas melanggar hukum dan merugikan banyak pihak, baik di Indonesia maupun di negara lain.
Oleh karena itu, politikus PKB ini meminta pemerintah untuk segera memperkuat langkah pencegahan agar tidak ada lagi WNI yang diberangkatkan untuk bekerja di Kamboja secara ilegal.
“Pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada lagi WNI yang dikirim di Kamboja, apalagi dalam bidang penipuan online. Pemerintah Indonesia juga tidak memiliki perjanjian kerja sama resmi pengiriman pekerja migran dengan pemerintah Kamboja. Jadi bekerja, semua ancaman ke sana jelas ilegal dan berisiko tinggi,” tegasnya.
Oleh Soleh juga meminta kementerian dan lembaga terkait, terutama Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, serta Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), untuk memperkuat koordinasi dalam penanganan dan pemulangan para korban.
Ia menilai, langkah perlindungan dan edukasi terhadap calon pekerja migran harus diperkuat agar masyarakat tidak mudah tergiur tawaran kerja ke luar negeri tanpa jalur resmi.
“Pemerintah harus hadir dan melindungi warganya. Jangan sampai kasus serupa terus terulang karena lemahnya pengawasan dan minimnya informasi kepada masyarakat,” tutup Oleh Soleh.