TODAYNEWS.ID – Ditlantas Polda Jatim mencatat selama Operasi Ketupat 2025 yang dimulai pada 23 Maret-8 April 2025 terdapat 514 kecelakaan.
Jumlah ini menurun 32 persen jika dibandingkan dengan tahun 2024 yang mencapai 758 kecelakaan.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin menjelaskan dari jumlah kecelakaan tersebut 10 orang dinyatakan meninggal. Jumlah korban tewas ini turun 78 persen jika dibanding tahun lalu yang mencapqi 45 orang.
“Pelanggaran kamera ETLE terdapat 12.011 pelanggar. Jumlah ini mengalami penurunan 15 persen dibanding tahun lalu sebesar 14.000 pelanggar,” kata Komarudin, Kamis (10/4).
Kemudian, untuk penindakan berupa teguran meningkat 14 persen. Sebab, selama Operasi Ketupat pihaknya mengedepankan sisi humanis.
Teguran dilakukan kepada pengguna jalan tidak berpotensi menyebabkan kecelakaan.
“Pelanggaran yang paling banyak ditindak adalah melawan arus dan penggunaan knalpot tak sesuai standar,” jelasnya.
Lalu, terdapat 1.835 gangguan kamtibas. Jumlah ini turun 17,2 persen dibanding operasi tahun lalu sebanyak 2.224 kasus.
“Kemudian, rincian, kejahatan konvensional turun 21,79 persen, tercatat 1.486 kasus. Dibanding tahun lalu, 1.900 kasus. Kasus bencana ada enam. Sama dengan tahun lalu,” jelasnya.
Komarudin menilai turunnya angka kecelakaan hingga penindakan ETLE ini tak lepas dari peran semua stakeholder, termasuk masyarakat. Baik yang datang atau keluar dari Jawa Timur.
“Kami betul-betul bisa mengelola perayaan idulfitri dengan tidak ditemukan Adanya laporan masalah yang berarti. Walaupun memang ada peningkatan terhadap pergerakan masyarakat di wilayah Jawa Timur,” kataya.
Pihaknya juga mencatat terjadi pertumbuhan kendaraan pada Operasi Ketupat 2025 yakni sebesar 3 persen dengan 842.221 kendaraan.
“Artinya tentu sudah semakin banyak aktivitas di jalan raya dan upaya yang telah dilakukan dengan tahapan sosialisasi edukasi dan pergelaran kekuatan Ini akhirnya membuahkan hasil secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu,” tandas Komarudin.
Tidak ada komentar