TODAYNEWS.ID – Pola makan dengan diet anti peradangan kaya serat terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung sekaligus menjaga kesehatan usus.
Mengutip Business Insider, Kamis (4/9), ahli diet terdaftar Amy Buckley menjelaskan bahwa pola makan yang kaya serat, asam lemak omega-3, dan lemak tak jenuh—seperti pola makan Mediterania—mampu mencegah peradangan kronis.
“Dengan cara yang sangat fleksibel dan realistis, saya fokus mengonsumsi banyak makanan kaya serat, lemak sehat, dan berusaha mengonsumsi sebanyak mungkin buah dan sayur dalam seminggu untuk mendukung kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh saya,” kata Buckley.
Ia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi lemak jenuh serta makanan ultra-olahan yang mengandung zat aditif, karena bisa mengaktifkan sel imun pemicu peradangan.
Buckley menambahkan, minyak zaitun extra virgin yang kaya polifenol dan lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan tingkat peradangan tubuh.
Riset menunjukkan, konsumsi minyak zaitun extra virgin secara rutin dapat mengurangi risiko kematian dini serta berbagai penyakit kronis, termasuk jantung, kanker, dan Alzheimer.
“Dalam sebuah studi kecil tahun 2025 yang diterbitkan dalam jurnal Biomolecules, 37 orang sehat mengonsumsi 37 mililiter minyak zaitun extra virgin setiap hari selama 100 hari. Tes darah dan feses menunjukkan bahwa beberapa penanda peradangan telah menurun dibandingkan dengan tingkat sebelum studi,” katanya mengutip sebuah penelitian.
Selain itu, makanan fermentasi seperti kefir dan yogurt hidup kaya prebiotik dan probiotik yang menambah keragaman mikrobioma usus sekaligus menghasilkan molekul bermanfaat.
Buckley menegaskan, bukti baru juga menunjukkan makanan fermentasi berperan dalam mengurangi peradangan.
Studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients mendapati dari 1.753 responden, mereka yang rutin mengonsumsi yogurt memiliki kadar dua penanda peradangan lebih rendah.
Di sisi lain, makanan tinggi asam lemak omega-3 seperti salmon, sarden, dan trout juga dikenal memiliki sifat anti-inflamasi.
“Makanan kaya Omega-3 diyakini dapat menurunkan risiko penyakit jantung, yang menjadi alasan mengapa American Heart Association menganjurkan makan ikan (terutama jenis berminyak) dua kali seminggu,” kata Buckley.
Penelitian mendukung bahwa konsumsi ikan berlemak dapat menekan risiko aritmia yang berujung pada kematian mendadak, menurunkan kadar trigliserida dalam darah, serta memperlambat pembentukan plak lemak di arteri.
Buckley menyarankan agar ikan diolah dengan cara dipanggang, diberi minyak zaitun extra virgin, lemon, dan rempah segar, lalu disimpan di freezer untuk kemudian disajikan bersama salad dan nasi atau kentang.
Tidak ada komentar