x

Diduga Gagal Masuk Sekolah Negeri, 26 Calon Siswa Difabel Lapor ke Ombudsman Jatim

waktu baca 2 menit
Rabu, 2 Jul 2025 21:22 97 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Timur menerima aduan mengenai dugaan penolakan terhadap 26 calon siswa difabel lulusan SMP di wilayah Surabaya dan Sidoarjo pada proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 jenjang SMA/SMK Negeri.

Laporan tersebut diajukan oleh Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia (KND-RI) melalui surat resmi yang dikirimkan pada 23 Juni 2025. Pengaduan itu memuat sejumlah keluhan terkait jalur afirmasi khusus difabel yang dinilai tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Agus Muttaqin, Kepala Perwakilan Ombudsman Jatim, menjelaskan bahwa pihaknya menyarankan pelapor untuk terlebih dahulu mengadukan persoalan ini ke sekolah terkait, cabang dinas pendidikan, maupun dinas pendidikan provinsi. Jika tidak ada penyelesaian dari jalur tersebut, Ombudsman siap turun tangan.

“Kami mendorong pelapor untuk mengikuti alur pengaduan ke instansi teknis terlebih dahulu. Jika tetap buntu, barulah kami ambil alih untuk ditangani lebih lanjut,” jelas Agus, Rabu (2/7).

Agus juga menambahkan bahwa saat ini Dinas Pendidikan Jawa Timur telah mulai menelusuri situasi yang dilaporkan. Ombudsman berharap investigasi segera membuahkan penyelesaian yang adil dan berpihak pada prinsip inklusivitas.

“Kami dapat info dari KND bahwa Dinas Pendidikan tengah mengkaji lebih lanjut. Mereka juga menunggu hasil akhir dari tindak lanjut tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyanggah adanya praktik penolakan terhadap calon siswa difabel. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa ketentuan yang wajib dipenuhi dalam jalur afirmasi, termasuk kesiapan sekolah dalam menerima peserta dengan kebutuhan khusus.

“Tidak semua sekolah memiliki sumber daya atau guru yang mampu menangani peserta didik berkebutuhan khusus, khususnya di SMK yang membutuhkan kesiapan teknis tertentu,” terang Aries.

Ia menegaskan bahwa sekolah-sekolah negeri tetap terbuka menerima siswa difabel, namun keterbatasan fasilitas dan tenaga pendidik menjadi pertimbangan.

“Kami prinsipnya sangat terbuka, tetapi semua tetap bergantung pada kesiapan sekolah masing-masing. Banyak juga siswa difabel yang telah berhasil diterima,” pungkasnya.

Post Views98 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

1 day ago
1 day ago
2 days ago
2 days ago

LAINNYA
x