Pemkot Bandung tangani masalah darurat sampah. (Todaynews.id)TODAYNEWS.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat upaya peningkatan kebersihan kota melalui penguatan sistem pengangkutan, optimalisasi pengolahan, peningkatan kinerja insenerator, penyesuaian jam operasional penyapuan, serta penggerakan edukasi massif kepada masyarakat.
Selain itu, Pemkot Bandung juga mengintegrasikan program Kang Pisman, Buruan SAE, dan Dapur Dahsyat sebagai strategi komprehensif pengurangan sampah, peningkatan ketersediaan pangan, dan perbaikan kesehatan masyarakat.
Timbulan sampah Kota Bandung mencapai 1.492 ton per hari, sementara TPA Sarimukti hanya mampu menerima 938 ton per hari, sehingga menyisakan 554 ton per hari yang harus dikelola di dalam kota.
Optimalisasi rute, peningkatan frekuensi operasional armada, serta penguatan pengawasan lapangan terus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPS.
Melalui fasilitas pengolahan pemerintah dan kerja sama dengan swasta, Pemkot Bandung telah mampu mengolah 207,58 ton per hari. Masih terdapat 246,42 ton yang harus ditangani melalui strategi tambahan.
a. Pengaktifan Petugas Pemilah dan Pengolah RW;
Setiap RW memiliki 1 petugas pemilah dan pengolah dengan target 100 kg/hari. Dengan 1.597 RW, potensi pemilahan dan pengolahan mandiri mencapai 159,7 ton per hari.
b. Penguatan Pengolahan Mandiri oleh Masyarakat & Dunia Usaha.
Sekitar 86,72 ton sisanya akan dikelola melalui pengolahan mandiri oleh rumah tangga, perkantoran, restoran, hotel, retail, dan kawasan permukiman.
Insenerator kota terus dioptimalkan untuk mengolah sampah residu dengan fokus pada:
• Efisiensi pengurangan volume;
• Peningkatan kapasitas operasi;
• Pengendalian emisi sesuai standar;
• Integrasi dalam sistem pengolahan sampah kota.
Pemkot Bandung menyesuaikan jadwal penyapuan menjadi pukul 04.00 WIB, sehingga kebersihan ruang publik dapat tercapai sebelum mobilitas masyarakat meningkat. Perubahan ini mempercepat penyediaan ruang publik yang bersih sejak pagi hari.
Seluruh jajaran kewilayahan mulai dari camat, lurah, RW, hingga kader lingkungan digerakkan untuk melakukan edukasi dan pendampingan intensif kepada warga terkait 3R.
Termasuk penguatan kepada petugas pengangkut (“mamang sampah”) untuk menerapkan prinsip “tidak dipilah, tidak diangkut” sebagai langkah tegas namun edukatif untuk mendorong perubahan perilaku di tingkat rumah tangga.
Dahsyat Ke Dalam Program Sirkuler Bandung Utama.
Sebagai strategi komprehensif pembangunan lingkungan, ketahanan pangan, dan kesehatan, Pemkot Bandung mengintegrasikan tiga program unggulan:
a. Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan)
Program ini menjadi dasar utama pengurangan sampah dari sumbernya melalui:
• Pengurangan sampah rumah tangga
• Pemilahan organik, anorganik, dan residu
• Pemanfaatan sampah menjadi kompos, eco-enzyme, dan produk daur ulang
Kang Pisman selaras langsung dengan strategi 3R dan prinsip “tidak dipilah, tidak diangkut”.
b. Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis)
Program budidaya pangan di pekarangan, kebun kolektif, dan ruang-ruang kota ini membantu:
• Mengurangi sampah organik melalui pemanfaatan kompos;
• Meningkatkan ketersediaan pangan sehat untuk warga;
• Menguatkan kemandirian pangan dan ekonomi keluarga;
Hasil kompos dari program Kang Pisman menjadi penguat ekosistem Buruan SAE.
c. Dapur Dahsyat (Dapur Sehat Atasi Stunting)
Program ini memperkuat kesehatan masyarakat melalui:
• Pemberian asupan bergizi bagi keluarga rentan;
• Pemanfaatan bahan pangan hasil Buruan SAE;
• Edukasi gizi dan pola makan sehat.
Integrasi ketiganya menciptakan circular ecosystem:
sampah organik → kompos → pangan sehat → peningkatan gizi masyarakat.
Integrasi pengelolaan sampah, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat menjadi fondasi penting masa depan Kota Bandung.
“Kita berkomitmen memperkuat pelayanan sekaligus mengajak masyarakat berperan aktif. Dengan gotong royong, insyaallah Bandung akan semakin bersih, sehat, dan berdaya,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.***