TODAYNEWS.ID – Upaya pencarian korban hilang tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya memasuki hari kedua, Jumat (4/7/2025), namun belum membuahkan hasil.
Tim SAR gabungan yang dikerahkan mengalami sejumlah kendala di lapangan, terutama terkait faktor cuaca.
Dari 65 penumpang yang tercatat dalam manifes kapal, sebanyak 30 orang telah ditemukan selamat, 6 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 29 orang lainnya masih dalam pencarian.
Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, menjelaskan bahwa keterbatasan jarak pandang menjadi hambatan utama operasi hari kedua.
“Menurut informasi dari BMKG, jarak pandang atau visibilitas hari ini turun drastis dari 10 kilometer menjadi hanya 3 kilometer,” kata Eko dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Jumat malam.
Selain itu, kondisi gelombang laut juga menyulitkan pencarian. Jika biasanya ketinggian ombak berkisar 0,5 hingga 1,2 meter, hari ini terpantau mencapai 2 hingga 2,5 meter.
“Kondisi ini turut mempersulit tim laut yang sedang menyisir titik-titik potensial di area kejadian,” imbuhnya.
Dalam rapat evaluasi yang digelar sore hari, tim SAR merancang strategi lanjutan untuk hari ketiga pencarian yang akan dilaksanakan Sabtu (5/7/2025). Fokus utama tetap pada penentuan lokasi pasti tenggelamnya kapal, atau fix datum, guna mempersempit area pencarian.
“Tim sedang mempersiapkan perlengkapan, tenaga, serta skenario koordinasi antara tim di lapangan,” jelasnya.
Eko menerangkan bahwa operasi pencarian melibatkan dua koordinator lapangan (On Scene Coordinator/OSC) yang dibagi di Ketapang dan Gilimanuk. Masing-masing OSC memimpin tiga unit SAR (SRU) yang terdiri dari tim darat, laut, dan udara.
Untuk SRU darat, personel dari Kodim dan Polres dikerahkan menyisir garis pantai dari ASDP Ketapang hingga ke selatan, serta area pesisir Gilimanuk. Namun hingga kini, belum ditemukan tanda-tanda korban.
Sementara itu, di sektor laut, operasi dilakukan dengan dukungan kapal dari TNI AL, Polri, Basarnas, dan ASDP. Beberapa kapal dari operator penyeberangan yang tergabung dalam Gabasdat turut membantu pencarian di titik terakhir sinyal darurat (last known position) yang sebelumnya dicatat oleh KSOP dan disampaikan ke Kantor SAR Surabaya.
Dari udara, tim juga mengerahkan helikopter CN 235 milik Baharkam Polri yang menyisir wilayah selatan dari pukul 10.00 hingga 11.00 WIB. Helikopter dari Bali Air turut memperkuat pencarian udara dari arah Gilimanuk mulai pukul 10.30 hingga 11.30 WIB.
“Helikopter Basarnas 3606 juga melakukan pemindaian dari utara ke selatan sejak pukul 11.00 sampai 12.06 WIB. Namun, belum ada hasil yang signifikan dari seluruh upaya yang dilakukan,” tambah Eko.
Dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung dan luasnya wilayah pencarian, hari kedua operasi SAR ditutup tanpa perkembangan baru.
“Hingga malam ini, belum ada tambahan informasi terkait korban hilang. Kami akan lanjutkan pencarian besok dengan kekuatan penuh,” pungkasnya.
Tidak ada komentar