TODAYNEWS.ID – Paris Erin Najma, seorang siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Surakarta, mengutarakan rasa bahagianya, karena bisa melanjutkan pendidikan. Pasalnya, dia merasa dengan bersekolah di SRMA 17 Surakarta, bisa meringankan beban ekonomi keluarganya. Diketahui, Gubernur Ahmad Luthfi telah meresmikan SRMA 17 Surakarta beberapa hari lalu.
“Itu (Sekolah Rakyat) sangat membantu, karena saya bisa meringankan beban ayahku juga. Karena kan ayah punya tiga anak, aku sudah mulai dewasa. Itu kan banyak biaya,” ungkap Paris sambil menyeka air matanya, ditemui di halaman sekolahnya, Kamis (17/7/2025) sore.
Ayahnya, tutur gadis tiga bersaudara, bekerja sebagai pengemudi ojek online. Paris, sangat bersyukur bisa bersekolah di SRMA 17 Surakarta. Karena turut serta meringankan beban ayahnya.
Dia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah. Sebab, menurut siswi asal Rejosari, Banjarsari ini, akan berat beban ayahnya jika dia tak bersekolah di SRMA 17 Surakarta. Apalagi, keluarganya hidup dalam kekurangan.
“Di sini, saya tidak perlu memikirkan biaya melanjutkan pendidikannya. Senang rasanya,” ungkap Paris.
Gadis itu tinggal fokus belajar di SRMA 17 Surakarta, sesuai pesan ayahnya. Selain itu, juga terus berusaha menjadi siswa yang baik dan penurut selama mengikuti kegiatan belajar.
“Saya Paris, mohon doanya dari orang tua dan kakak. Semoga saya di sini sehat selalu, dan bisa membanggakan kalian sebagai adik dan anak di keluarga,” ucapnya.
Siswi lainnya, Erzya Putri Setiani menyampaikan, ekonomi keluarganya yang tak tentu membuatnya sangat beruntung bisa menempuh pendidikan di SRMA 17 Surakarta. Ayahnya bekerja sebagai pedagang, dan ibunya sebatas mengurus rumah tangga.
“Kadang pendapatannya (ayah) ramai, kadang tidak. Jadi tidak pasti. Saya dua bersaudara. Saya masih punya adik,” tuturnya.
Erza, sapaannya, merasa berutung karena bisa mendapatkan pendidikan berkualitas dan tanpa biaya. Ditambah lagi, fasilitasnya di sekolah juga terjamin. Dia pun kini tambah semangat dalam belajar di SRMA 17 Surakarta, karena itu merupakan pesan orang tuanya.
“Di sini, teman-teman juga baik, fasilitasnya lengkap, dikasih dan tidak ada yang bayar. Sampai ada sabun mandi, sabun cuci, deodoran, handuk, semua ada. Dan makanannya di sini tidak pernah telat, atau tepat waktu. Di sini kita juga diajarkan disiplin, bertanggung jawab, dan mengatur waktu dengan baik. Semoga bisa sukses dan balas budi ke orang tua,” terangnya.
Senada disampaikan siswa SRMA 17 Surakarta, Danindra Hanif Saputro. Menurut Hanif, asal Banjarsari Surakarta, dia sangat beruntung karena bisa diterima di sekolah rakyat. Selain bisa mendapatkan fasilitas sekolah yang gratis seperti asrama dan seragam, juga ada guru, tenaga pendidik, hingga wali asuh yang berkualitas.
“Saya memilih sekolah di sini, karena ayah saya sudah mengidap penyakit stroke sejak tahun 2020 atau sejak saya SMP. Saya sekolah di sini untuk membantu keluarga. Saya ingin menjadi anak sukses agar bisa membanggakan orang tua, juga mengurangi beban orang tua yang susah payah mencari uang untuk sekolah,” jelas Hanif.
Kepala SRMA 17 Surakarta Septhina Shinta Sari mengatakan, di sekolahnya terdapat 200 siswa, terdiri atas 117 orang putra, dan 83 putri. Untuk guru ada 20 orang, dengan tenaga pendidik 12 orang.
Di sekolah, siswa mengikuti berbagai kegiatan seperti kegiatan belajar, beribadah, kebersihan, makan, dan lainnya, dari pagi hingga malam hari. Beragam fasilitas pun disediakan, seperti kelas, perpustakaan, laboratorium, masjid, lapangan, dan lainnya.
“Anak-anak tidak dipungut biaya sama sekali. Jadi mulai seragam yang dikirim dari pemerintah pusat, makan disediakan, asrama. Jadi tidak ada pungutan atau harus membayar,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Sadimin mengatakan, Sekolah Rakyat merupakan solusi bagi pengentasan kemiskinan dan memotong rantai kemiskinan. Saat ini, di Jateng di tahap awal telah dibuka sembilan sekolah.
“Di awal pelaksanaan, telah dibuka sembilan sekolah rakyat di Jawa Tengah. Seperti Sekolah Rakyat di Surakarta, Temanggung, Wonosobo, Banyumas, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Pati, Blora, Banjarnegara. Semua pembiayaan dibiayai Kementerian Sosial dengan prioritas keluarga miskin,” kata Sadimin.
Tidak ada komentar