Analis Politik Citra Institute, Efriza. Foto: Dok Pribadi TODAYNEWS.ID – Analis politik Citra Institute Efriza menilai keinginan Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra jalannya tidak akan mulus.
Keinginan Budi Arie langsung mendapatkan penolakan dari organisasi sayap muda Gerindra, Tunas Indonesia Raya (Tidar).
“Budi Arie tidak akan mulus untuk bergabung bersama Gerindra. Sebab dari relawan, sayap partai, sampai elite-elite Partai Gerindra akan melakukan upaya penolakan terhadap Budi Arie dan Projo,” kata Efriza kepada TODAYNEWS, Senin (17/11/2025).
Menurutnya, penolakan terhadap Budi Arie sebagai langkah yang logis demi menjaga idealisme Partai Gerindra.
Efriza menilai ada tiga catatan buruk yang menjadi dasar kuat penolakan bergabungnya mantan Menkominfo era Presiden Jokowi itu.
“Budi Arie punya tiga catatan negatif yakni pertama, ia terkait kasus judol, dikhawatirkan Partai Gerindra memperoleh sentimen negatif di publik karena dinilai memberikan suaka politik kepada Budi Arie,” ujarnya.
Selanjutnya, alasan kedua, karena Budi Arie pernah menolak tawaran Prabowo dan Gerindra.
“Ketiga, ia adalah loyalis Jokowi yang artinya tidak berkeringat sepenuhnya untuk memenangkan Prabowo selama ini, hal ini menunjukkan kekhawatiran Budi Arie juga punya agenda tersembunyi gabung ke Gerindra,” sambungnya.
Lebih lanjut, alasan lainnya, kata Efriza, Budi Arie menjadi salah satu menteri di kabinet Prabowo yang terkena reshuffle kabinet.
“Keempat, ia tercatat pernah di reshuffle oleh Presiden Prabowo, artinya tidak ada prestasi dirinya yang bisa dibanggakan dalam mendongkrak elektabilitas Partai Gerindra misalnya,” papar Efriza.
Meski begitu, kata Efriza, harus diakui bahwa kecenderungan partai politik bersifat personalisasi politik, alias semua ditentukan ketua umum yakni Prabowo Subianto.
“Peluangnya untuk bergabung dengan Prabowo masih terbuka, karena sifat Partai Gerindra yang juga partai terbuka. Meski begitu, rasanya jika Budi Arie dan/atau Projo akan diistimewakan, tentu saja akan menghadirkan resistensi dari para relawan Prabowo, sayap partai, maupun elite-elite partai,” pungkasnya.