TODAYNEWS.ID – Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Imam Sugianto, memastikan situasi nasional saat ini sudah mulai kondusif setelah Indonesia dilanda gelombang aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta dan berbagai daerah lainnya, pada 25-30 Agustus 2025.
Menurutnya kondisi yang sudah mulai tenang ini bisa tercipta karena semua pihak bersatu dalam menyelesaikan polemik yang terjadi belakangan ini.
Terlebih pengamanan yang dilakukan TNI-Polri yang bekerjasama dengan BIN juga turut berkontribusi besar dalam meredamkan situasi.
“InsyaAllah kondusif semua sudah dalam pengelolaan TNI-Polri. Kita bersatu,” kata Imam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Imam menambahkan, bahwa pihaknya terus memantau perkembangan sejumlah orang yang diduga menjadi provokator dan melakukan pengrusakan fasilitas publik telah diamankan Polda Metro Jaya.
“Kita lihat saja kemarin yang ditangkap polda metro kita ikuti di Polda Metro,” ucapnya.
Seperti diketahui, situasi nasional selama sepekan terakhir Gedung DPR RI, Polda Metro Jaya hingga Mako Brimob Kwitang, Jakarta, menjadi sasaran aksi demo yang berujung kericuhan.
Tak hanya di Jakarta, aksi unjuk rasa yang berlangsung anarkis itu juga terjadi di berbagai kota dan daerah di Indonesia dengan melakukan pengrusakan fasilitas publik, pembakaran hingga penjarahan.
Data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat aksi yang demonstrasi yang dimulai pada 25 Agustus, terdapat 107 titik aksi unjuk rasa di 32 provinsi.
“Beberapa aksi disusupi tindakan anarkis seperti pembakaran, penjarahan, dan perusakan gedung pemerintahan,” ungkap Tito di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Tito memaparkan beberapa daerah yang terdampak kerusuhan, antara lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan lain sebagainya.
“Kalau kita lihat data, DKI Jakarta, kota Makassar, Surakarta, Surabaya, Kediri baik DPRD maupun kantor Pemkab, Mataram NTB, Bandung, Semarang, Brebes, Pekalongan, Tegal, Cilacap, Kediri, Kebumen, Jepara, Malang, Cirebon, Banyumas, Banjar, Jambi, Tasikmalaya, Palembang, dan Palopo mengalami kerusakan di kantor DPRD dan fasilitas umum,” ujar Tito.
Sejumlah daerah lain pun tak luput dari dampak aksi massa, seperti di Jambi, Gedung DPRD Provinsi yang dirusak, sementara di Palembang Gedung DPRD dan Kantor Ditlantas Polda Sumsel juga dibakar massa.
“Itulah beberapa kerusakan akibat aksi-aksi kekerasan yang ada,” demikian Tito.