TODAYNEWS.ID – Terapi musik merupakan metode penyembuhan yang memanfaatkan respons serta keterhubungan seseorang dengan musik untuk mendorong perubahan positif pada suasana hati dan kesehatan mental.
Metode ini bisa membantu menurunkan kecemasan, meningkatkan rasa percaya diri, sekaligus menjadi alternatif dari terapi lain seperti konseling atau terapi perilaku kognitif (CBT).
Dalam praktiknya, terapi musik hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari mendengarkan musik, memainkan instrumen, bernyanyi, hingga bergerak mengikuti irama. Proses ini membantu seseorang mengembangkan rasa percaya diri, keterampilan komunikasi, kemandirian, kesadaran diri maupun orang lain, serta kemampuan berkonsentrasi.
Interaksi langsung antara terapis dan klien menjadi bagian penting dalam terapi musik. Improvisasi sering digunakan, misalnya dengan menciptakan alunan musik secara spontan untuk mengekspresikan suasana hati atau tema tertentu, seperti menirukan suara badai menggunakan drum dan rainstick.
Dilansir dari Medical News Today, pengaruh musik terhadap otak sangat luas karena melibatkan banyak area sekaligus. Musik bukan hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga memengaruhi fungsi kognitif, motorik, hingga sistem penghargaan di otak.
Proses Ritme dan Gerakan
Cerebellum, otak kecil di bagian belakang kepala, berperan penting dalam memproses ritme dan koordinasi. Itulah sebabnya ketika mendengar musik dengan ketukan tertentu, tubuh secara refleks ingin bergerak mengikuti irama, seperti mengetukkan kaki, mengangguk, atau menari.
Emosi dan Perasaan
Lobus frontal berfungsi mengartikan sinyal emosional dari musik. Melodi lembut bisa menimbulkan rasa tenang, sedangkan musik bertempo cepat mampu membangkitkan energi dan semangat. Musik juga sering memunculkan memori emosional, misalnya lagu yang mengingatkan pada masa kecil atau pengalaman pribadi.
Pemahaman Nada dan Harmoni
Bagian kecil di lobus temporal kanan bertugas mengenali nada (pitch) dan harmoni. Kemampuan ini membuat kita bisa membedakan lagu merdu atau sumbang, sekaligus membantu musisi dalam mencipta atau berimprovisasi.
Sistem Pengarahan Otak
Nucleus accumbens, pusat penghargaan di otak, melepaskan dopamin ketika kita mendengar musik yang menyentuh hati atau terasa “menggugah jiwa.” Reaksi ini bahkan bisa memicu respons fisik, seperti merinding atau merasa euforia. Sensasi tersebut mirip dengan kepuasan saat menikmati makanan enak atau meraih keberhasilan.
Memori dan Pengalaman Masa Lalu
Musik sangat terkait dengan hipokampus, area otak yang mengatur memori. Karena itu, sebuah lagu bisa membawa kita kembali ke momen tertentu lengkap dengan emosi yang menyertainya. Pada pasien Alzheimer, terapi musik sering dipakai karena mampu membantu memunculkan kembali memori yang sulit diingat.
Interaksi Otak secara Menyeluruh
Keunikan musik terletak pada kemampuannya mengaktifkan berbagai bagian otak secara bersamaan. Tidak banyak stimulus lain yang mampu menstimulasi otak sedalam musik, karena ia memadukan aspek kognitif, emosional, sensorik, dan motorik dalam satu pengalaman.
Tidak ada komentar