TODAYNEWS.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendorong lahirnya atlet-atlet muda berprestasi melalui Kejuaraan Renang dan Polo Air Terbuka Bandung Utama 2025 yang digelar di Kolam Renang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sebanyak 700 atlet muda ambil bagian dalam Kejuaraan tersebut.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyebut, kejuaraan kelompok umur seperti ini bukan hanya wadah kompetisi, tapi juga sebagai upaya pembinaan usia dini dan investasi masa depan.
“Prestasi anak-anak tidak berhenti di kejuaraan ini. Kita bicara prospek mereka 10 hingga 20 tahun ke depan,” ungkapnya, Senin (8/9).
Selain renang dan polo air, Farhan mengatakan, Bandung Utama 2025 akan menghadirkan kompetisi olahraga lain untuk anak-anak, seperti catur cepat tingkat SD hingga SMA serta sepak bola.
Menurutnya, Pemkot Bandung akan terus mendorong penyelenggaraan pertandingan kelompok umur.
“Kalau untuk pertunjukan besar kita tunda sesuai arahan pemerintah pusat. Tapi kalau pertandingan pelajar, kelompok umur, akan terus kita gelar. Event seperti ini bisa menjadi wadah mencari bibit-bibit atlet terbaik,” katanya.
Farhan menilai, kejuaraan ini bukan sekadar hiburan di akhir pekan panjang, melainkan bagian dari strategi jangka panjang.
“Kita ingin mengembalikan supremasi Kota Bandung di cabang Aquatik Jawa Barat, dan menjadikan Bandung sebagai basis pengembangan prestasi menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Bandung memiliki modal besar untuk mendukung prestasi olahraga, khususnya aquatik.
“Dalam desain besar olahraga nasional, sport science itu ada di Bandung, di ITB dan UPI. Akan aneh kalau Bandung tidak menghasilkan atlet hebat di 2045. Maka kita mulai dari sekarang,” ujarnya.
Ia berharap event seperti Bandung Utama bisa memunculkan generasi baru yang kelak membawa Kota Bandung meraih gelar juara umum dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
“2026 kita akan rebut dulu, 2030 kita pertahankan. Itu modal kita,” ucapnya.
Selain pembinaan, Farhan menyebut pentingnya apresiasi bagi atlet. Namun, menurutnya, penghargaan tidak hanya bergantung pada pemerintah.
“Apresiasi akan selalu ada, tapi tergantung juga pengurus cabang olahraga. Mampu tidak membuat event-event yang menonjolkan prestasi anak-anak? Itu hasil kerja keras, bukan sulap semalam,” jelasnya. ***
Tidak ada komentar