TODAYNEWS.ID – Konsultan Bedah Umum sekaligus Spesialis Gastroenterologi dari Rumah Sakit Apollo Spectra, Kanpur, India, dr. Saad Anwar, menegaskan bahwa cara pengolahan makanan yang tidak higienis serta sanitasi yang buruk bisa berujung pada masalah lambung hingga mengancam nyawa.
“Penanganan makanan yang tidak higienis, sanitasi yang buruk, dan air yang terkontaminasi menciptakan tempat berkembang biak bagi mikroba berbahaya. Dampaknya berkisar dari ketidaknyamanan lambung ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani atau diabaikan,” kata Saad dikutip dari Hindustan Times, Jumat.
Menurutnya, makanan dan air yang tercemar bakteri, virus, maupun parasit berpotensi memicu infeksi, terutama pada anak-anak dengan sistem imun yang lemah.
Ia menambahkan, makanan dan air yang terkontaminasi memang bisa menjadi sumber berbagai jenis infeksi.
Diare parah, misalnya, bisa timbul akibat makanan dan air yang terkontaminasi bakteri seperti E.coli, salmonella, atau shigella. Kondisi ini menyebabkan diare berat, muntah, kram perut, dan demam. Dalam beberapa kasus, infeksi bahkan dapat menyebar ke aliran darah dan menimbulkan komplikasi serius.
Ada pula gastroenteritis virus atau flu perut. Virus seperti norovirus dan rotavirus bisa menyebar lewat makanan serta air yang tidak bersih, mengakibatkan mual, diare encer, hingga dehidrasi berbahaya pada anak-anak.
Infeksi parasit seperti giardia dan entamoeba histolytica juga berisiko memicu diare berkepanjangan, kembung, kelelahan, bahkan malnutrisi bila tidak segera ditangani.
Selain itu, keracunan makanan yang disebabkan mikroba penghasil racun akibat penyimpanan yang tidak tepat atau makanan rusak, dapat menimbulkan gejala seperti diare, perut kembung, rasa lelah, hingga malnutrisi.
Jika paparan makanan dan air yang terkontaminasi terjadi berulang, dampaknya tak hanya infeksi akut. Kondisi ini juga bisa melemahkan lapisan usus, mengganggu penyerapan nutrisi, dan meningkatkan risiko sindrom iritasi usus besar maupun masalah pencernaan kronis.
Tidak ada komentar