Pemulangan warga Jateng terdampak bencana di Aceh ke kampung halaman. Foto: Humas Pemprov Jateng/todaynews.idTODAYNEWS.ID – Air muka Sarto nampak ceria saat turun dari pesawat Hercules di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (29/12/2025).
Senyum warga Majenang Kabupaten Cilacap itu acap tersungging kepada temen-temannya. Rasa syukur diucapkan berkali-kali saat mendarat di Lanud tersebut.
Sebab, Ia menceritakan, selama berhari-hari ia bertahan di pengungsian pasca bencana banjir Aceh. Bahkan, pada saat bencana itu terjadi, ia dan enam temannya terjebak selama 15 hari di tengah hutan pinus daerah Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Saat itu mereka sedang menderes getah pinus di hutan.
“Kami terjebak di hutan tidak bisa keluar, makan pun sulit,” kata Sarto saat ditemui di Halim Perdanakusuma.
Saat bencana mereda, seluruh akses sudah tertutup longsor, bahkan rumah yang mereka tinggali juga rusak parah. Selama 15 hari, Sarto dan enam rekannya bertahan dengan kondisi dan logistik seadanya. Sebab seluruh tempat tinggalnya hancur diterjang banjir dan longsor.
“Tempat tinggal juga sudah hancur di sana, untung ada makanan sedikit untuk kita coba bertahan di sana,” katanya.
Di tengah keterbatasan persediaan makanan itu, ketujuh penderes tersebut mencoba keluar dari hutan. Mereka berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk sampai di tempat pengungsian. Jalan yang dilalui pun sangat terjal dan curam, serta penuh dengan material longsor.
“Kami jalan kaki, jalannya naik-turun, melewati longsoran, Sulit untuk jalan. Selama delapan tahun kerja di sana, baru kali ini ada kejadian seperti itu,” tuturnya.
Sesampainya di pengungsian, kesulitan masih dirasakan oleh tujuh penderes tersebut karena pasokan logistik sering terhambat akses jalan yang tertutup air dan tanah.
Ia mengaku bersyukur bisa dipulangkan ke tanah kelahirannya di Jawa Tengah. “Alhamdulillah sekarang sudah sampai di Jakarta, nanti lanjut ke kampung di Majenang, Cilacap,” ucapnya.
Sarto menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah memfasilitasi untuk pulang ke kampung halaman. Ia juga menyampaikan ke depan akan bertahan dulu di kampung karena kondisi di tempat kerjanya dulu belum pulih.
“Mungkin bertahan dulu di kampung karena di sana juga belum pulih, mungkin mau coba usaha dulu di kampung,” imbuhnya.
Penderes lainnya, Sarna Parjono, mengaku baru tujuh bulan bekerja sebagai penderes pinus di Aceh. Ia bersyukur karena dapat selamat dari bencana tersebut meskipun kecemasan masih ia rasakan.
“Alhamdulillah sekali bisa pulang. Apalagi pas kejadian saat itu lagi di tempat kerja sama teman-teman,” katanya.
Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah, Sarido, mengatakan ada 18 warga asal Jawa Tengah yang dipulangkan dari Aceh Tengah karena terdampak banjir dan longsor, mereka dipulangkan menggunakan pesawat Hercules. Ke-18 orang tersebut terdiri atas 16 warga Cilacap dan masing-masing 1 warga Brebes dan Pemalang.
“Secara umum warganya sehat, mudah-mudahan nanti perjalanan juga lancar dan segera sampai di kampung halaman masing-masing. Kami juga terus berkoordinasi dengan BPBD Aceh apakah masih ada warga asal Jateng di sana, terus akan kami update,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan bahwa Pemprov Jateng berkomitmen memberikan perlindungan dan keselamatan kepada warganya di manapun berada, termasuk warga yang berada di perantauan dan terdampak bencana.
“Semuanya kita bantu. Dari segi transportasi kita bantu, bahkan nanti kembali ke daerahnya kita kasih modal usaha biar nanti bisa berusaha. Minimal mereka nanti pulang ke kampung bisa recovery di wilayah masing-masing,” katanya beberapa waktu lalu.