Deretan truk compactor tertutup terparkir di area RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara, yang disiapkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk mendukung operasional pengolahan sampah berbasis Refuse-Derived Fuel (RDF) secara lebih bersih, efisien, dan ramah lingkungan. (Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta)TODAYNEWS.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta terus memperkuat kesiapan operasional RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara, salah satunya melalui peluncuran truk compactor tertutup pengangkut sampah. Langkah ini menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam memastikan proses pengangkutan sampah berjalan dengan standar tertinggi sehingga minim dampak bagi lingkungan perkotaan, termasuk mencegah sampah tercecer di sepanjang jalur pengangkutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menekankan bahwa kesiapan sistem pengangkutan merupakan fondasi utama keberhasilan operasional RDF Plant Rorotan.
“Pengolahan sampah tidak hanya soal fasilitas di dalam area, tetapi juga bagaimana sampah diangkut dari sumbernya. Karena itu, kami memastikan seluruh armada memenuhi standar kualitas agar tidak menimbulkan persoalan baru di masyarakat,” ujar Asep di Jakarta, pada Selasa (16/12).
Saat ini, RDF Plant Rorotan didukung 51 unit truk compactor hasil pengadaan Tahun Anggaran 2025. Armada tersebut melengkapi 97 unit truk compactor yang telah beroperasi sejak pengadaan Tahun Anggaran 2024. Dengan demikian, total armada compactor yang disiapkan khusus untuk mendukung operasional RDF Rorotan mencapai 148 unit.
“Seluruh truk yang beroperasi menuju RDF Rorotan merupakan kendaraan baru dengan spesifikasi khusus. Armada ini kami siapkan agar mampu bekerja secara stabil dan konsisten dalam mendukung fasilitas RDF,” kata Asep.
Adapun sampah yang diangkut ke RDF Plant Rorotan berasal dari 16 kecamatan di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Penetapan wilayah suplai ini dilakukan untuk memperpendek jarak angkut, meningkatkan efisiensi waktu dan operasional, sekaligus menjaga kontinuitas pasokan sampah.
“Kami mengatur zonasi pengangkutan agar jarak tempuh lebih pendek dan lebih efisien. Dengan pola ini, suplai sampah ke RDF dapat terjaga tanpa membebani lalu lintas maupun lingkungan sekitar,” ujar Asep.
Selain itu, penggunaan bak tertutup pada armada compactor dinilai menjadi aspek penting dalam menjaga kenyamanan warga. “Bak tertutup merupakan kunci dalam menjaga kenyamanan warga. Ini bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga bagian dari komitmen kami menghadirkan pengangkutan sampah yang lebih tertib dan teratur di Jakarta,” imbuhnya.
Armada compactor tersebut juga dilengkapi sistem pemadatan sampah sehingga kapasitas angkut menjadi lebih besar dan jumlah ritasi dapat ditekan. Setiap kendaraan turut dibekali tampungan air lindi untuk mencegah kebocoran cairan sampah yang berpotensi mencemari jalan dan lingkungan sekitar.
“Pemadatan dan tampungan air lindi adalah aspek teknis yang sangat penting. Dengan fitur ini, pengangkutan sampah menjadi lebih bersih, efisien, dan aman bagi lingkungan,” kata Asep.
Menurut Asep, kesiapan armada tertutup merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan ekosistem RDF Plant Rorotan. “Armada compactor adalah wajah pertama sistem RDF di lapangan. Dengan standar yang kami terapkan, operasional RDF diharapkan berjalan stabil, efisien, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi Jakarta,” pungkasnya.
Modernisasi armada pengangkutan ini juga berjalan seiring dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli (PJB) produk RDF antara Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) DLH DKI Jakarta dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Melalui perjanjian tersebut, hasil pengolahan RDF Plant Rorotan dipastikan dapat terserap oleh industri secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat sistem pengelolaan sampah terpadu di Jakarta.