Menakar Tiga Alasan Gerindra Tolak Budi Arie Setiadi

TODAYNEWS.ID – Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif’an mengungkapkan ada tiga alasan kader Partai Gerindra menolak Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi bergabung.

Ali Rif’an mengatakan tiga alasan Budi Arie ditolak kader Partai Gerindra yakni bisa dilihat dari aspek timing, positioning, dan bargaining.

Baca Juga

1 hari  lalu

DPR: Ekonomi Kreatif Harus Didukung, Bukan Dipersulit Pajak

5 Dhanis Iswara

Menurutnya, ketiga alasan tersebut menjadi indikator utama kader Gerindra menolak Budi Arie.

Timing: Tidak Ada Urgensi

Pertama, secara timing keinginan Budi Arie bergabung ke partai besutan Presiden Prabowo Subianto tidak tepat.

“Secara timing karena pemilu masih lama, jadi urgensi menarik Projo ke dalam Partai Gerindra itu belum ada,” katanya kepada TODAYNEWS, Minggu (23/11/2025).

Baca Juga

6 hari  lalu

Kart.Inc Pro League 2026 Resmi Diluncurkan, Targetkan Lahirkan Pembalap Kelas Dunia

13 Azis Arriadh

Ali Rif’an menilai pemilihan presiden atau pilpres masih terlalu lama. Budi Arie sebagai ketua umum relawan dibutuhkan ketika kontestasi sedang berlangsung.

“Relawan itu kan diharapkan memberikan kerja politik dan sumbangsih politik,” jelasnya.

Positioning: Di-reshuffle Presiden Prabowo

Kedua, secara positioning Budi Arie di-reshuffle Presiden Prabowo dari kabinet. Selain itu, namanya kerap disebut-sebut terkait kasus judi online.

Tidak hanya itu, Budi Arie disinyalir sedang mencari perlindungan Prabowo, sehingga ingin bergabung dengan Partai Gerindra.

“Sehingga, dari sisi itu maka terjadi lah penolakan-penolakan (dari kader Gerindra),” kata Ali Rif’an.

Bargaining: Tidak Cukup Kuat

Kemudian, alasan ketiga dari aspek bargaining. Menurutnya, bargaining Budi Arie tidak cukup kuat untuk bergabung ke Gerindra.

Apalagi ada kesan Budi Arie tidak lagi akur terhadap Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang selama ini didukungnya.

“Sama Jokowi pun tampaknya ada kerenggangan-kerenggangan politik dengan menagatakan bahwa Projo bukan kepanjangan dari Pro-Jokowi,” ujarnya.

“Padahal kan jelas di situ, logo Projo ada foto atau gambar Jokowi. Sehingga, asumsi-asumsi orang, Projo itu relawan yang dibantuk atas dasar mendukung Jokowi,” pungkasnya.