Nyamuk aedes aegypti. (Istimewa) TODAYNEWS.ID – Pemerintah Kota Bandung mulai menggencarkan sosialisasi dan edukasi terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sosialisasi ini dilakukan sebagai upaya pencegahan peningkatan penyakit tersebut yang diprediksi terjadi pada November 2025 hingga Januari 2026.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengemukakan, periode akhir tahun hingga awal tahun depan merupakan masa rawan peningkatan kasus DBD. Oleh karena itu, seluruh kelurahan dan kecamatan diminta segera memulai langkah preventif sejak dini.
“Hari ini kita melakukan siskamling di Kelurahan Braga. Salah satu highlight terpenting adalah kita memulai sosialisasi dan edukasi pencegahan DBD. Karena kita mempersiapkan November, Desember, Januari yang diperkirakan akan ada peningkatan kasus,” ujarnya saat kegiatan Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Braga, Selasa (18/11/2025).
Pihaknya, diutarakan dia, mulai melakukan pengecekan ke seluruh kelurahan sebagai langkah awal kick off pencegahan. Ia juga membawa kabar baik bahwa pemeriksaan NS1, yakni tes deteksi dini gejala DBD, sudah gratis di puskesmas bagi masyarakat yang mengalami demam sejak hari pertama.
“Demam hari pertama langsung ke puskesmas, NS1-nya gratis. Menggunakan BPJS,” cetusnya.
Ia menjelaskan, pola peningkatan kasus DBD biasanya terjadi setiap tiga hingga empat tahun sekali. Tahun 2025 merupakan masa penurunan, namun siklus diperkirakan akan naik kembali pada 2026, 2027, dan mencapai puncak pada 2028 sebelum kembali turun.
“Tahun ini penurunan, ini efek pelana. Sekarang saatnya naik. Diperkirakan 26, 27, 28 akan naik, puncak di 2028 lalu turun lagi. Siklusnya begitu,” paparnya.
Farhan menegaskan, fokus utama saat ini bukan fogging, melainkan edukasi 3M: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Upaya ini juga disinkronkan dengan program pengelolaan sampah rumah tangga yang terus digencarkan Pemkot Bandung.
“Alhamdulillah sudah mendekati 500 RW yang aktif. Tapi PR masih banyak, masih ada seribuan RW lagi yang harus kita dorong untuk aktif dalam pengelolaan sampah dan tanaman organik. Ini juga sangat membantu mencegah penyebaran nyamuk DBD,” pungkasnya. ***