Komisaris Pertamina Hulu Energi Denny JA. Foto: Dok PribadiTODAYNEWS.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui situs resmi e-LHKPN mempublikasikan laporan harta kekayaan Denny Januar Ali (Denny JA), Presiden Komisaris Pertamina Hulu Energi (PHE).
Berdasarkan data resmi yang dirilis pada 27 Agustus 2025, total kekayaan Denny JA tercatat sebesar Rp 3,08 triliun.
Jumlah tersebut menempatkannya sebagai salah satu penyelenggara negara dengan harta kekayaan terbesar di Indonesia.
Publikasi ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta Peraturan KPK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Setiap pejabat publik, termasuk komisaris dan direksi BUMN, wajib melaporkan dan membuka kekayaan mereka secara periodik.
“Saya melaporkan kekayaan saya apa adanya, sesuai permintaan undang-undang,” ujar Denny JA dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).
Bagi Denny JA, keterbukaan bukan sekadar kewajiban hukum, melainkan bagian dari spiritualitas kepemimpinan.
Ia percaya, kekayaan yang dimiliki manusia bukan tujuan, melainkan titipan yang harus dipertanggungjawabkan.
“Sebagian dari harta saya sudah dan akan terus saya sumbangkan untuk Denny JA Foundation,” ujarnya dengan nada tenang.
Yayasan nirlaba ini diaktifkan kembali sejak tahun 2023, berfokus pada sastra, seni, hak asasi manusia, dan spiritualitas.
Melalui yayasan itu, Denny JA berusaha menggabungkan intelektualitas dengan kepedulian sosial—menghidupkan kembali semangat berbagi di tengah dunia yang semakin individualistis.
Jejak Pendidikan dan Pemikiran
• Sarjana Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), 1989.
• Master of Public Administration (MPA), University of Pittsburgh, Amerika Serikat, 1994.
• Doktor (Ph.D.) Comparative Politics and Business, Ohio University, Amerika Serikat, 2001.
Dari ruang kuliah hingga forum internasional, Denny JA dikenal sebagai pemikir lintas bidang—menghubungkan logika ekonomi, etika sosial, dan filosofi kemanusiaan.
Karier publik Denny JA menanjak sejak mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) dan merevolusi survei politik nasional.
Ia menjadi konsultan politik yang mendampingi kemenangan lima presiden RI secara berturut-turut—prestasi langka yang belum pernah terjadi di negara lain.
Di dunia budaya, Denny JA dikenal sebagai penggagas genre “puisi esai”, sebuah bentuk sastra yang memadukan fakta sosial dan getar batin manusia.
Kini genre itu telah menembus panggung regional; Festival Puisi Esai tingkat ASEAN bahkan sudah mencapai edisi ke-4 (2024), dengan dukungan penuh dari Pemerintah Sabah, Malaysia.
Penghargaan dan Pengakuan Internasional
• BRICS Literature Award 2025 – nominasi 10 sastrawan dunia, mewakili Indonesia.
• Pencalonan Nobel Sastra 2024 – individu kedua dari Indonesia yang dinominasikan secara resmi.
• Guinness World Record 2018 – Largest Political Lesson.
• TIME Magazine 2015 – 30 Most Influential People on the Internet (bersama Barack Obama dan Justin Bieber).
• ASEAN Literature Award 2020 – inovasi genre puisi esai.
• Lifetime Achievement Award Satupena 2021 – dedikasi untuk literasi dan kebebasan berekspresi.
• International Lifetime Achievement Award – White Page Leadership 2024.
Setiap penghargaan baginya bukan sekadar pengakuan, tetapi pengingat: bahwa karya dan integritas adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Sebagai Presiden Komisaris Pertamina Hulu Energi, Denny JA kini menjadi motor penggerak Roadmap Menuju 1 Juta Barrel per Day 2029—visi nasional menuju kemandirian energi Indonesia.
Visi itu berpijak pada tiga fondasi: efisiensi bisnis, inovasi teknologi, dan tanggung jawab lingkungan.
Baginya, energi bukan hanya tentang sumber daya alam, tetapi juga tentang sumber daya moral: bagaimana kemakmuran bisa sejalan dengan keberlanjutan.
Perjalanan hidup Denny JA dimulai dari seorang aktivis kere di tahun 1980-an, dan empat dekade kemudian ia berdiri sebagai simbol bahwa integritas dan kerja keras dapat mengubah nasib seseorang—bahkan arah bangsanya.
Publikasi LHKPN oleh KPK dan keterbukaan Denny JA menunjukkan bahwa transparansi dan integritas dapat berjalan seiring dengan prestasi dan tanggung jawab sosial.
Melalui keterbukaannya, Denny JA menegaskan bahwa kepemimpinan di era modern bukan hanya soal kemampuan memimpin korporasi besar.
Tetapi ini juga keberanian untuk menjadi teladan moral di ruang publik, menyeimbangkan antara kekuatan ekonomi, tanggung jawab sosial, dan visi sosial dalam menjalankan amanah negara.
“Transparansi ini bukan hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga membangun kepercayaan publik dan mendorong akuntabilitas di sektor publik, sehingga masyarakat dapat melihat langsung integritas para pemegang amanah negara,” pungkas dia.