Menteri intelijen Iran Esmaeil Khatib. Foto: Presstv TODAYNEWS.ID – Menteri intelijen Iran Esmaeil Khatib, menyatakan bahwa Republik Islam sama sekali tidak mempercayai kemampuan pengamanan kepentingan nasional untuk negaranya melalui perundingan dengan Amerika Serikat (AS).
“Kami tidak percaya pada negosiasi apa pun dengan Amerika yang mengklaim mengamankan kepentingan nasional kami,” kata Esmail Khatib, melansir Presstv.ir, Kamis (23/10/2025).
Menurut Khatib, klaim Washington untuk melakukan perundingan dengan Iran hanya untuk menutupi permusuhannya dengan bangsa Iran.
Pejabat itu mengutip upaya ekstensif yang dilakukan oleh AS, rezim Israel, dan musuh-musuh negara lainnya dalam rangka subversi, menebar kekacauan, dan menghancurkan negara selama perang 12 hari, yang diberlakukan oleh Washington dan Tel Aviv pada bulan Juni.
Ia mencatat bagaimana agresi yang tidak beralasan itu telah didahului oleh upaya musuh selama bertahun-tahun untuk mengisolasi Iran melalui propaganda besar-besaran, mengubah dunia menentangnya, dan menjauhkan rakyat dari Revolusi Islam di negara itu.
Sepanjang agresi, kata dia, musuh terus berusaha melaksanakan operasi hibrida yang komprehensif dengan menggunakan teknologi Barat terkini dan pengetahuan peperangan.
Sebelumnya musuh juga telah memulai langkah dengan melakukan berbagai latihan gabungan, pengorganisasian elemen kontra revolusioner, kebangkitan jaringan teroris, dan mobilisasi persenjataan media dunia untuk menyebarkan Iran phobia dan Syiah phobia.
Musuh lanjut Khatib, bahkan telah merencanakan untuk mengirim semua teroris Takfiri yang dibebaskan dari Suriah dan Afghanistan ke Iran.
Ia juga menggarisbawahi bahwa lebih dari 50 dinas intelijen asing berkontribusi terhadap upaya permusuhan tersebut.
Menurut Khatib, perkembangan ini, serta agresi serupa yang dilancarkan rezim Israel melalui dukungan Amerika terhadap wilayah-wilayah dunia, seperti Gaza dan Lebanon, membantah klaim musuh yang disebutnya sebagai “perdamaian melalui kekuatan”.
“Seluruh dunia kini memahami makna sebenarnya dari ‘perdamaian melalui kekuatan’ yang diungkapkan para penjahat ini,” ujarnya
Ia pun menambahkan bahwa klaim tersebut sebenarnya diterjemahkan menjadi “penyerahan diri melalui kejahatan,” pungkasnya.
Namun, Khatib memuji kehebatan strategis yang dijalankan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, operasi defensif dan balasan yang berhasil dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Republik Islam, dan persatuan yang mendalam dalam berbagai jajaran di seluruh negeri untuk menggagalkan perang hibrida.