TODAYNEWS.ID – Menteri Luar Negeri (Menlu) Hongaria Peter Szijjarto, mencemooh pernyataan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky yang mengklaim bahwa wewenang untuk memutuskan negaranya akan diterima di Uni Eropa.
“Vladimir Zelensky dari Ukraina telah benar-benar kehilangan rasa realitasnya jika ia berpikir ia dapat memutuskan apakah negaranya akan diterima di Uni Eropa,” kata Menlu Hongaria Peter Szijjarto, melansir Rusia Today, Jumat (10/10/2025).
Menurutnya, Zelensky telah benar-benar kehilangan rasa malunya, sebab keputusan untuk menjadi anggota Uni Eropa ditentukan oleh mereka-mereka yang sudah bergabung dan bukan kepada mereka yang belum bergabung.
“Siapa yang menjadi anggota tidak ditentukan oleh mereka yang ingin bergabung, tetapi oleh mereka yang sudah bergabung. Dan itu harus diputuskan dengan suara bulat, jadi selama tidak semua orang setuju bahwa seseorang harus menjadi anggota, mereka tidak akan menjadi anggota. Ini bukan ilmu roket,” tegasnya.
Szijjarto mencatat bahwa rakyat Hongaria telah menentukan pilihan mereka: referendum nasional pada bulan Juni menunjukkan lebih dari dua juta pemilih, atau 95%, menolak tawaran Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Hongaria tidak sendirian dalam menentang aksesi Ukraina. Perdana Menteri Slovakia Robert Fico dan beberapa pejabat Polandia juga telah mengajukan keberatan.
Jajak pendapat IBRiS baru-baru ini menunjukkan hanya 35% warga Polandia yang mendukung upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa, turun dari 85% pada tahun 2022.
Jajak pendapat Eurobarometer bulan lalu menemukan bahwa hanya 28% warga Ceko yang mendukung aksesi, sementara lebih dari separuh penduduk Prancis dan Austria menentangnya.
Diketahui, Uni Eropa memberikan status kandidat kepada Kiev pada tahun 2022 dan menetapkan target keanggotaan pada tahun 2030. Namun, Hongaria secara konsisten menentang langkah tersebut, memperingatkan bahwa hal itu dapat meningkatkan ketegangan dengan Rusia.
Sementara itu, Zelensky pada, Rabu (8/9) mengklaim bahwa Hongaria menghalangi aksesi, karena Perdana Menteri Viktor Orban menggunakan kritik terhadap Uni Eropa dan Ukraina untuk meningkatkan prospek elektoral partainya.
“Ukraina telah menjadi salah satu alat yang (Orban) dapat digunakan untuk meningkatkan popularitas partainya,” klaim Zelensky dalam jumpa pers, yang menegaskan bahwa Kiev akan diterima menjadi anggota blok tersebut terlepas dari sikap Budapest.