TODAYNEWS.ID – Presiden Republik Islam Iran Masoud Pezeshkian, menyerukan persatuan dan ketaatan rakyat Iran kepada Rahbar Sayyed Ali Khamenei untuk menghadapi ancaman sanksi ilegal yang dibuat barat.
Kata Pezeshkian, ancaman apapun terhadap Iran, seperti pembunuhan, tekanan militer, dan eksploitasi ekonomi tidak akan membuat bangsa ini tunduk.
Pezeshkian menekankan kepada para pejabatnya dan rakyat Iran untuk percaya pada kemampuan dalam negeri untuk mempertahankan momentum meskipun terus mendapat tekanan dari barat.
“Tujuan, martabat, dan harga diri bangsa tidak boleh dilupakan. Kita harus bergerak dalam satu shaf, menuju satu kiblat, dan di bawah satu kepemimpinan,” kata Pezeshkian, dikutip Sabtu (4/10/2025).
“Inilah makna salat berjamaah; persatuan. Jika persatuan ini tidak ada, maka jamaah itu hanyalah cangkang kosong,” tambahnya.
Pezeshkian mengatakan, bahwa musuh-musuh Iran telah melakukan kesalahan dengan menyangka bahwa negara ini akan tunduk terhadap ancaman.
Ia pun mencontohkan, Amerika Serikat, Israel, dan kelompok-kelompok teror lain yang mereka dukung telah gagal menghancurkan Iran meski mereka melakukan kampanye pembunuhan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
“Musuh-musuh mengira bahwa dengan pembunuhan, mereka dapat melumpuhkan bangsa kita, sementara ribuan orang yang lebih mulia siap mengibarkan bendera ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pezeshkian juga menyoroti sanksi ilegal yang dijatuhkan terhadap Iran atas program nuklir damainya, dengan mengatakan bahwa sanksi tersebut tidak dapat menghalangi jalan bagi bangsa.
“Mereka yang takut akan sanksi tidak percaya bahwa seseorang dapat melanjutkan jalan tersebut dengan bersandar kepada Tuhan dan rakyat,” ucapnya.
Pernyataan ini dilontarkan Pezeshkian setelah Dewan Keamanan PBB memulihkan sanksi anti-Iran yang sebelumnya telah dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 pada hari Minggu (28/9).
Adapun sanksi tersebut akan kembali membekukan aset Iran di luar negeri, menghentikan kesepakatan senjata dengan negara ini, dan menargetkan program rudal pertahanan Republik Islam Iran.
Sanksi tersebut diberlakukan kembali sebagai bagian dari apa yang disebut mekanisme snapback yang digunakan oleh tiga negara Eropa (Inggris, Jerman dan Francia) dalam kesepakatan itu setelah mereka menuduh Iran tidak mematuhi perjanjian tersebut, meskipun mereka sendiri gagal mematuhi bagian komitmen mereka.
Sumber: Presstv
Tidak ada komentar