TODAYNEWS.ID – Azis Samual, Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) konsisten dalam memberikan dukungan terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang secara terus-menerus berupaya mendorong terwujudnya swasembada pangan di Indonesia.
“Nasionalisme Ekonomi dan Ketahanan Pangan bagaikan dua sisi mata uang, yaitu nasionalisme ekonomi mendorong pencapaian ketahanan pangan melalui kemandirian dan pemberdayaan potensi nasional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui terciptanya swasembada pangan yang berkelanjutan,” kata Azis dalam kunjungan kerja Dewan Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) ke Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara pada 18 September 2025.
Adapun kunjungan kerja sekaligus monitoring yang dilakukan oleh Dewan Komisaris merupakan penguatan supervisi untuk menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi dan efektivitas penyaluran pupuk bersubsidi kepada para petani penerima manfaat.
Menurut Azis, berdasarkan data per 16 September 2025 Pupuk Indonesia menyediakan stok pupuk bersubsidi sebesar 11.384 ton yang dapat dimanfaatkan oleh petani terdaftar dengan rinciannya sebagai berikut 6.657 ton Urea, 4.036 ton NPK Phonska, 625 ton NPK Kakao, dan 65 ton Organik.
Sedangkan dari sisi penyaluran, Azis menambahkan bahwa Pupuk Indonesia berhasil menyalurkan sebesar 58.711 ton setara 56% dari alokasi sebesar 105.363 ton per tanggal 15 September 2025. Rinciannya pupuk yang tersalurkan ke petani terdaftar yaitu Urea 21.043 ton, NPK Phonska 33.432 ton, NPK Kakao 4.201 ton, dan Organik 35 ton.
Lebih lanjut, Azis menyampaikan bahwa kunjungan kerja ini sekaligus untuk memastikan agar seluruh petani yang terdaftar di Sultra dapat segera menebus pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang telah ditetapkan pemerintah. Dia menekankan pentingnya sinergitas kuat antara perusahaan dengan pemerintah daerah serta kios dalam menjaga kelancaran pupuk bersubsidi sebagai implementasi kebijakan untuk mendukung program swasembada pangan.
“Pemenuhan kebutuhan petani dengan penyediaan pupuk bersubsidi diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani untuk mengurangi atau meniadakan ketergantungan terhadap importasi bahan-bahan pangan.” pungkas Azis.
Tidak ada komentar