TODAYNEWS.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun laporan kejadian bencana berdampak signifikan di Indonesia dalam 24 jam terakhir, mulai Jumat (8/8) pukul 07.00 WIB hingga Sabtu (9/8) pukul 07.00 WIB.
Dalam periode puncak musim kemarau ini, laporan kejadian kekeringan masih mendominasi.
“Laporan kejadian kekeringan pertama datang dari wilayah Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah,” kata Kepala Pusat Data, Ingornasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu (10/8/2025).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang mendapat laporan warga di Desa Belik Kecamatan Belik dan Desa Penakir Kecamatan Pulosari kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih akibat sumber mata air berkurang.
“Akibatnya sebanyak 667 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 3.766 jiwa terdampak,” jelasnya.
Merespon laporan warga, petugas BPBD Kabupaten Pemalang melakukan pendistribusian air bersih sebanyak enam tangki atau 35.000 liter air bersih pada Kamis (7/8).
Adapun rincian pendistribusian antara lain, sebanyak tiga tangki ke Desa Penakir, dan tiga tangki untuk Desa Belik.
“Kejadian yang sama juga terjadi di Desa Botolinggo, Kecamatan Botolinggo, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Memasuki musim kemarau, sumber mata air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mengalami penyusutan bahkan mengering.
“Akibatnya, sedikitnya 213 KK kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih,” jelasnya.
Setelah melakukan pendataan, BPBD Kabupaten Bondowoso menurunkan dua unit truk tangki untuk mendistribusikan air bersih.
Sebanyak dua tangki atau 10.000 liter air bersih dibagikan kepada warga terdampak pada Jumat (8/8).
Sementara itu di wilayah bagian tengah Indonesia, dilaporkan adanya kejadian bencana banjir yang cukup signifikan.
Hujan deras mengakibatkan sedikitnya 58 rumah warga Desa Korololama, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah terendam banjir pada Sabtu (9/8) pukul 01.02 WITA.
Selain rumah warga, banjir juga merendam satu fasilitas pendidikan dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30 hingga 50 sentimeter.
BPBD Kabupaten Morowali Utara segera berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan pemantauan dan asesmen ke lokasi terdampak banjir.
“Hingga Sabtu pagi, hujan masih mengguyur dan sebagian rumah warga masih tergenang banjir,” katanya.
Tidak ada informasi warga yang mengungsi, namun petugas meminta warga bersiaga jika sewaktu-waktu air kembali naik.
“Petugas juga mengimbau warga mematikan aliran listrik untuk sementara hingga kondisi kondusif, serta memantau informasi cuaca dari instansi terkait,” terangnya.
Merespon banyaknya laporan kejadian kekeringan dari berbagai daerah yang tidak jarang memicu juga bencana kebakaran hutan dan lahan, BNPB mendorong pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki air, pembuatan sumur bor dalam, hingga melaksanakan operasi modifikasi cuaca.
Selain itu, pemerintah daerah juga diimbau untuk membangun infrastruktur seperti sumur resapan air, waduk hingga embung.
Di sisi lain, kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan tata cara pengelolaan air bersih yang bijak juga harus ditingkatkan.
Mitigasi kekeringan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.
“Dengan upaya bersama, dampak negatif kekeringan dapat diminimalkan, dan ketersediaan air dapat terjaga,” pungkasnya.
Tidak ada komentar