TODAYNEWS.ID – Tahun ajaran baru 2025/2026 membawa tantangan serius bagi dunia pendidikan dasar di Kabupaten Ngawi. Enam Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah ini hanya menerima satu peserta didik baru.
Salah satunya adalah SDN Dempel 1 yang terletak di Kecamatan Geneng. Azzam Khalif Putra menjadi satu-satunya siswa kelas 1 yang diterima tahun ini.
Akibatnya, Azzam harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara sendirian.
Rumpini, salah satu guru di SDN Dempel 1, mengaku bahwa Azzam sempat tampak bingung saat mengikuti aktivitas sekolah, termasuk ketika upacara bendera. “Hari pertama dia terlihat canggung, tidak tahu harus berdiri di mana. Sekarang kami bimbing agar dia merasa nyaman,” tuturnya.
Situasi ini bukan yang pertama dialami SDN Dempel 1. Dalam dua tahun ajaran sebelumnya, yakni 2021 dan 2023, sekolah ini bahkan tidak menerima siswa baru sama sekali.
Fenomena serupa juga dialami lima sekolah dasar lainnya, yaitu SDN Mojo 1 (Kecamatan Bringin), SDN Jenggrik 1 (Kecamatan Kedunggalar), SDN Karangbanyu 3, SDN Sidolaju 5, dan SDN Kayutrejo 2 yang semuanya berada di Kecamatan Widodaren.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi, Zaenal Fanani, rendahnya jumlah pendaftar disebabkan oleh berkurangnya lulusan taman kanak-kanak (TK) di wilayah sekitar serta meningkatnya preferensi orang tua terhadap sekolah dengan fasilitas dan reputasi yang dianggap lebih baik.
“Enam SD ini masing-masing hanya menerima satu siswa baru. Ini jadi perhatian serius dan kami sedang mengkaji kemungkinan melakukan regrouping atau penggabungan sekolah,” ungkap Zaenal.
Dia menjelaskan bahwa regrouping bertujuan menjaga efisiensi pengelolaan sekolah, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memastikan siswa tetap mendapat lingkungan belajar yang optimal.
Dinas Pendidikan juga akan meninjau lokasi dan jumlah penduduk di sekitar sekolah sebelum mengambil keputusan.
Tidak ada komentar