x

Perhutani Pastikan Ritual Keliling Tugu di Puncak Lawu Bukan Aliran Sesat

waktu baca 2 menit
Senin, 14 Jul 2025 19:51 25 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Selatan menegaskan bahwa kegiatan sekelompok orang berpakaian putih yang terekam mengelilingi Tugu Puncak Gunung Lawu bukan merupakan bentuk penyimpangan ajaran atau aliran sesat.

Pernyataan ini disampaikan oleh Asisten Perhutani BKPH Lawu Selatan, Mulyadi, setelah pihaknya melakukan klarifikasi langsung kepada pimpinan kelompok yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Mereka berjumlah sekitar 100 orang dan berasal dari daerah Sumber Banggi, Kabupaten Purwodadi,” ujar Mulyadi, Senin (14/7/2025).

Berdasarkan pengakuan dari ketua rombongan, kegiatan yang mereka lakukan merupakan tradisi tahunan dalam rangka ziarah untuk menghormati sosok Sunan Gunung Lawu. Mereka juga menyatakan bahwa ritual tersebut merupakan bagian dari ajaran Nahdlatul Ulama (NU), dan bukan praktik aliran menyimpang.

“Yang mereka baca adalah doa-doa tawasul. Jadi, masih dalam koridor ajaran Islam. Itu juga yang disampaikan perwakilan kelompok saat dimintai keterangan,” jelasnya.

Menurut Mulyadi, kegiatan serupa telah dilakukan kelompok ini selama 14 tahun terakhir setiap bulan Suro, tepatnya setelah tanggal 11 Suro. Mereka mendaki Gunung Lawu pada hari Kamis pagi, bermalam di puncak, lalu melaksanakan ritual pada Jumat menjelang salat Jumat.

“Pakaian putih mereka kenakan saat sudah tiba di atas, bukan dari bawah. Busana yang dikenakan pun seperti hendak salat, seperti jubah, sorban, dan mukena bagi peserta perempuan,” tambahnya.

Sebelumnya, masyarakat dibuat penasaran oleh video viral yang memperlihatkan puluhan orang berpakaian serba putih mengelilingi Tugu Puncak Gunung Lawu searah jarum jam. Aksi itu memicu spekulasi dari para pendaki yang menyaksikannya secara langsung, mengira itu adalah ritual yang tidak biasa.

Setelah mengelilingi tugu, kelompok tersebut kemudian duduk bersila dalam keheningan, diduga tengah berdoa atau bertafakur, yang semakin menguatkan dugaan bahwa itu merupakan kegiatan spiritual. Namun, Perhutani memastikan bahwa aktivitas tersebut bukan bagian dari praktik yang menyimpang.

Post Views26 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x