TODAYNEWS.ID – Pihak pemilik Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya akhirnya buka suara terkait insiden tenggelamnya kapal yang membawa 65 orang dan 22 kendaraan di Selat Bali.
Ulumudin perwakilan PT Raputra Jaya selaku operator KMP Tunu Pratama Jaya, menghadiri konferensi pers terkait operasi Tim SAR gabungan yang berlangsung di ASDP Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025).
Mulanya, Ulumudin menyatakan belasungkawa mendalam atas peristiwa tersebut, dan pihaknya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas insiden tenggelamnya kapal milik perusahaan.
“Pertama dan utama kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami sangat berduka atas musibah yang menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Ulumudin pun menegaskan keselamatan penumpang merupakan tanggung jawab utama perusahaan selaku operator pelayaran.
Menurutnya, insiden ini menjadi pelajaran besar bagi perusahaan ke depan untuk memperbaiki sistem keamanan pelayaran.
“Sebagai operator pelayaran, kami menyadari sepenuhnya bahwa keselamatan dan keamanan penumpang adalah tanggung jawab utama kami,” imbuh Ulumudin.
Kendati demikian, Ulumudin belum dapat memberikan penjelasan rinci mengenai penyebab pasti kapal tenggelam, termasuk perbedaan antara jumlah manifes dan korban karena masih menunggu hasil investigasi dari pihak berwenang untuk melakukan evaluasi atas insiden tersebut.
“Saya belum bisa menjelaskan saat ini,” ucapnya singkat saat ditanya awak media soal data manifes yang tidak sesuai dan dugaan penyebab kecelakaan.
Seperti diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya saat berangkat pada pukul 22.56 (2/7) dari Pelabuhan Ketapang, tak menunjukkan adanya masalah teknis di dalam kapal.
Namun, setelah 30 menit berlayar, nahkoda kapal KMP Tunu Pratama Jaya mendadak melakukan panggilan darurat.
Kapal diduga mengalami kebocoran pada ruang mesin yang kemudian menyebabkan kapal terbalik.
Mengetahui situasi tersebut, petugas jaga syahbandar pun terkejut, karena saat dilaporkan kapal mulai tenggelam. Kepanikan pun terjadi, petugas jaga syahbandar terus menelepon nahkoda kapal, namun terputus.
Sementara sekitar pukul 00.18 WIB, Kamis (3/7) dini hari, tim gabungan telah dikerahkan untuk melakukan pencarian kepada para korban.
Menurut catatan Tim SAR Gabungan, kapal mengangkut 65 orang, termasuk 12 orang kru. Hingga berita ini diturunkan, tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan.
Peristiwa ini menjadi perhatian nasional dan menambah daftar panjang kecelakaan laut di perairan Indonesia.
Tidak ada komentar