TODAYNEWS.ID – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyebut aktivitas tambang nikel di kawasan wisata konservasi Raja Ampat, Papua Barat Daya tidak berdampak serius terhadap kerusakan lingkungan.
Dalam keteranganya, sosok yang akrab disapa Hanif itu mengaku telah menerjunkan langsung tim Kementerian LH untuk memantau
dampak aktivitas tambang pada kawasan Pulau Gag, Raja Ampat yang digarap oleh PT GAG Nikel, anak perusahaan Aneka Tambang (Antam).
Adapun pihak KLH telah berdalih kegiatan penambangan di Pulau Gag yang digarap perusahaan plat merah, PT GN tidak terlalu serius berdampak terhadap kerusakan lingkungan.
“Bahwa tingkat pencemaran (di Raja Ampat) yang nampak oleh mata itu hampir tidak tidak terlalu serius,” sebut Hanif dikutip Senin (9/6/2025).
Di sisi lain, Hanif mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil kegiatan pemantauan, pihaknya mengklaim
bahwa aktivitas penambangan PT GN, masih sesuai dengan aturan.
Sementara itu KLH mencatat luas area aktivitas penambangan yang
digarap PT GN di kawasan Pulau Gag diperkirakan mencapai 6.030 hektare. Adapun luas yang disebut bukan area tambang berdasarkan pantauan citra satelite dan drone mencapai 187,87 hektare.
“Jadi ya memang kelihatannya pelaksanaan kegiatan tambang nikel di PT GN (GAG Nikel) ini relatif memenuhi kaidah-kaidah tata lingkungan,” ungkap Hanif.
Selain. Itu, meski terdapat dugaan pelanggaran, menurutnya,aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT GN tersebut sejauh ini masih sesuai dengan aturan perundang- undangan.
Meski begitu Hanif menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan upaya penyelidikan lebih lanjut untuk mendeteksi langsung terkait seberapa besar dampak kerusakan lingkungan dari aktivitas tambang tersebut.
“Tetapi ini dari pandangan mata. Tentu masih perlu dilakukan kajian-kajian mendalam karena sedimentasi itu sudah menutupi permukaan-permukaan koral. Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan,” terang Hanif.
Meski begitu Hanif menambahkan,
pihaknya juga akan melakukan observasi dan pengecekan secara langsung soal dampak ekosistem laut yang rusak akibat keberadaan aktivitas penambangan tersebut.
“Secara umum, semua pulau ini dikelilingi oleh koral. Koral sebagai suatu habitat yang memang harus kita jaga benar keberadaannya, demikian sangat pentingnya buat kehidupan kita semua, terutama yang bermuara nanti di laut,” tutup Hanif. (GIB)