TODAYNEWS.ID – Jawa Timur mencatatkan kemajuan signifikan dalam upaya penanggulangan stunting.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 dari Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI, prevalensi stunting di provinsi ini menurun dari 17,7 persen menjadi 14,7 persen.
Dengan capaian tersebut, Jawa Timur kini berada di peringkat kedua secara nasional, hanya selangkah di belakang Provinsi Bali dalam penurunan kasus stunting.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa keberhasilan ini menjadi motivasi untuk terus memperkuat program-program pencegahan stunting secara menyeluruh.
“Capaian ini bukan titik akhir. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi kasus baru. Tujuan kami adalah nol stunting,” tegas Khofifah, Rabu (28/5/2025).
Dari data yang dirilis, tercatat 22 kabupaten/kota di Jatim berhasil menurunkan angka stunting, yang mencakup 70,96 persen wilayah. Sementara itu, 9 daerah lainnya masih mengalami peningkatan.
Khofifah menjelaskan bahwa strategi Pemprov Jatim fokus pada penguatan intervensi di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), serta kampanye gizi melalui Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan).
Meski tren penurunan menunjukkan hasil positif, Khofifah menegaskan bahwa masih banyak tantangan yang harus diselesaikan.
“Kami menyadari masih ada celah yang perlu dibenahi. Namun langkah maju ini memberi semangat untuk terus bergerak, agar anak-anak Jawa Timur tumbuh sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan,” tuturnya.
Ia menutup dengan menekankan pentingnya peran keluarga dan komunitas dalam mewujudkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang optimal. Kita semua punya tanggung jawab untuk mewujudkannya,” ujar mantan Menteri Sosial tersebut.