x

Cara Baru Pemkot Surabaya Tangani Anak dengan Masalah Sosial

waktu baca 2 menit
Senin, 26 Mei 2025 23:02 138 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengusung pendekatan berbeda dalam menangani anak-anak yang terlibat perilaku menyimpang seperti mengamen, menghirup lem, hingga tawuran.

Fokus Pemkot bukan semata pada penindakan, tetapi juga pembinaan menyeluruh melalui pendidikan, rehabilitasi, dan penyadaran orang tua.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menekankan bahwa kunci pembentukan karakter anak terletak pada pola asuh di rumah. Fia menilai, banyak anak terjerumus ke perilaku negatif karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua.

“Yang perlu dibenahi bukan cuma anaknya, tapi cara berpikir orang tuanya juga. Mungkin selama ini mereka tidak pernah benar-benar hadir membimbing,” jelas Eri.

Salah satu bentuk pembinaan yang pernah dilakukan adalah melalui Sekolah Kebangsaan, sebuah program intensif selama 10 hari yang mengajarkan nilai-nilai kebangsaan. Namun, hasilnya belum sepenuhnya efektif untuk jangka panjang.

“Setelah beberapa bulan, ada yang kembali ke kebiasaan lama. Itu artinya mereka butuh pendampingan yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.

Sebagai alternatif, Pemkot kini menghadirkan Asrama Kampung Anak Negeri (Kanri)—fasilitas pembinaan yang tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tapi juga suasana belajar yang positif dan penguatan karakter.

“Kita tidak hanya membangun tempat, tapi juga masa depan anak-anak ini. Selain Kanri, ada juga program Satu Sarjana Satu Keluarga Miskin,” tambah Eri.

Untuk anak-anak dari keluarga miskin, pemerintah kota menyediakan bantuan pendidikan dengan syarat mereka mengikuti aturan disiplin, termasuk wajib berada di rumah pukul 10 malam.

“Kalau tidak mampu menyekolahkan, serahkan ke Pemkot. Nanti akan kita salurkan ke Kanri atau Asrama Bibit Unggul,” ujarnya.

Kini, sedang disiapkan sekitar 400 kuota—200 untuk asrama jenjang SMP dan SMA, serta 200 lainnya untuk jenjang perguruan tinggi melalui program beasiswa keluarga tidak mampu.

Kepala Dinas DP3A-PPKB Surabaya, Ida Widyawati, menambahkan bahwa banyak anak yang tertangkap Satpol PP berasal dari keluarga yang tidak utuh dan kurang perhatian. Oleh karena itu, edukasi kepada orang tua menjadi langkah penting.

“Kami gencarkan penyuluhan soal pola asuh melalui Puspaga Balai RW dan program Kampung Arek Ramah Anak dan Perempuan. Lingkungan juga berperan besar, termasuk soal penerapan jam malam anak,” ujar Ida.

Dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan menyeluruh, Pemkot Surabaya berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Post Views139 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

2 days ago
2 days ago
2 days ago
2 days ago

LAINNYA
x