x

Balai Perkeretaapian Surabaya Tegaskan Peralatan Perlintasan Berfungsi Normal Saat Insiden KA Malioboro Ekspres

waktu baca 2 menit
Selasa, 20 Mei 2025 23:04 67 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya Denny Michels memastikan bahwa seluruh sistem prasarana kereta di perlintasan Kecamatan Barat, Magetan, dalam kondisi baik saat kecelakaan KA Malioboro Ekspres terjadi pada Senin (19/5).

Menurutnya, pihaknya telah turun langsung ke lokasi untuk memverifikasi kondisi teknis di lapangan, termasuk perangkat sinyal, sistem komunikasi, dan kesiapan infrastruktur fisik perlintasan.

Hasil peninjauan menunjukkan bahwa semua alat bantu operasional berfungsi sebagaimana mestinya.

“Dari hasil pemeriksaan langsung, tidak ditemukan kerusakan pada sistem sinyal maupun peralatan komunikasi di pos penjagaan. Semuanya bekerja sesuai standar operasional,” ujar Denny, Selasa (20/5).

Dia menjelaskan bahwa perlintasan tersebut dijaga oleh empat personel yang bekerja dalam sistem tiga shift. Setiap petugas bertanggung jawab selama delapan jam, dengan beban kerja yang dinilai masih dalam batas ideal.

“Mereka sudah mendapatkan pelatihan, informasi jadwal perjalanan kereta juga tersedia secara tertulis di pos penjagaan,” ucapnya.

Menyoal kemungkinan adanya kelalaian petugas, Denny menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki wewenang untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan. Menurutnya, hal itu berada sepenuhnya dalam ranah penyidikan kepolisian.

“Kami hanya bisa memastikan kondisi prasarana. Apakah ada unsur kelalaian atau tidak, itu wewenang pihak berwenang dalam proses penyidikan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa lokasi perlintasan sudah dilengkapi kamera pengawas (CCTV). Namun, berdasarkan informasi awal yang diperoleh dari kepolisian, kamera tersebut tidak memiliki fitur rotasi sehingga jangkauan pengawasan terbatas.

“CCTV terpasang, tapi tidak bisa bergerak secara otomatis. Ini sedang kami telusuri lebih lanjut,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa sistem peringatan dini di pos penjagaan berfungsi dengan bunyi lonceng sebagai penanda bahwa kereta akan melintas.

Setelah sinyal diterima, petugas diwajibkan menutup palang secara manual, lalu membukanya kembali setelah kondisi dinyatakan aman.

“Komunikasi dilakukan melalui telepon kabel atau seluler. Penutupan dan pembukaan palang dilakukan manual sesuai prosedur,” jelasnya.

Selain itu, Denny mengungkapkan bahwa dalam satu hari, perlintasan tersebut dapat mengalami pertemuan kereta dari dua arah (crossing) hingga tiga atau empat kali. Kondisi ini menuntut kewaspadaan tinggi dari penjaga pos, karena jeda antar kereta bisa sangat singkat.

“Dalam sehari bisa terjadi crossing beberapa kali, bahkan hanya berselang hitungan detik. Petugas harus benar-benar fokus dan sigap,” tandasnya.

Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan masih dalam proses investigasi oleh pihak kepolisian.

Post Views68 Total Count
LAINNYA
x