x

Terbatas Dana, Atlet Binaraga Malang Terpaksa Konsumsi Ayam Tak Layak Jelang Porprov

waktu baca 3 menit
Rabu, 7 Mei 2025 18:32 62 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Jagat maya dibuat gempar oleh beredarnya rekaman video dua atlet binaraga asal Kabupaten Malang yang sedang mengolah ayam tak layak konsumsi. Dalam video berdurasi 16 detik tersebut, tampak keduanya membersihkan ayam sebelum dimasak untuk kebutuhan asupan gizi.

Ketua PBFI (Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia) Kabupaten Malang, Indra Khusnul, membenarkan kejadian itu. Ia menjelaskan bahwa kondisi keuangan yang terbatas membuat para atlet harus mencari alternatif gizi murah menjelang gelaran Porprov Jatim IX 2025.

“Kami terpaksa ambil langkah itu karena keterbatasan biaya. Untuk mencukupi asupan protein, para atlet harus mengandalkan bahan makanan murah, salah satunya ayam yang tidak lagi segar,” ucap Indra, Rabu (7/5).

Indra mengakui bahwa langkah ini bukan pilihan ideal, baik dari sisi kesehatan maupun norma agama. Namun, katanya, situasi mendesak membuat mereka tidak punya banyak pilihan.

“Saya paham ini tidak sesuai standar, tapi untuk bertahan dan menjaga performa, kami harus putar otak. Kritik pasti ada, tapi ini realitas di lapangan,” ujarnya.

Selama ini, Indra bahkan mengeluarkan dana pribadi demi menjaga kecukupan nutrisi anak didiknya. Namun, kebutuhan nutrisi atlet binaraga yang tinggi sulit ditutup hanya dari kantong pribadi.

“Seorang atlet dengan berat badan sekitar 60 kg saja butuh setidaknya 1 kg sumber protein hewani setiap hari. Belum lagi tambahan karbohidrat, serat, suplemen, dan multivitamin,” jelasnya.

Untuk suplemen saja, menurutnya, pengeluaran tiap atlet bisa mencapai Rp2–3 juta per bulan. Sementara sebagian besar atletnya masih berstatus pelajar atau mahasiswa dengan uang saku pas-pasan.

Ketika ditanya mengenai bantuan dari pemerintah daerah, Indra mengatakan dana dari Pemkab Malang hanya mampu menutup sekitar 10 persen dari total kebutuhan tim.

“Sisanya kami tanggung sendiri. Untungnya kami punya fasilitas latihan yang bisa dikomersialkan, dan hasilnya kami alokasikan untuk mendukung atlet,” tambahnya.

Ia berharap pemerintah daerah bisa lebih proaktif memahami kebutuhan tiap cabang olahraga, bukan hanya secara umum.

“Setiap cabor itu punya kebutuhan spesifik. Kami berharap bisa diberi perhatian lebih, bukan cuma dalam bentuk dana, tapi juga pemahaman dan komunikasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Pelaksana Harian Sekda Kabupaten Malang, Nurman Ramdasyah, menilai bahwa kejadian ini juga dipengaruhi oleh kurangnya koordinasi internal di tubuh organisasi.

“Ada kendala komunikasi di internal cabang olahraga tersebut. Padahal kebutuhan gizi binaragawan sangat kompleks dan tidak bisa disamakan dengan cabang lain,” ungkap Nurman.

Ia mengakui bahwa penyaluran anggaran memang mengalami keterlambatan akibat proses birokrasi yang cukup panjang. Namun, menurutnya, saat ini dana untuk seluruh cabor termasuk binaraga sudah mulai dicairkan.

“Pencairan memang agak lambat karena harus melalui proses, tapi sekarang dana sudah bisa digunakan. Harapan kami, pengurus lebih aktif mengawasi dan mendampingi atlet,” tutup Nurman.

Post Views63 Total Count
LAINNYA
x