TODAYNEWS.ID – Pihak penyelenggara turnamen futsal yang digelar di SMP Labschool Unesa, Surabaya, buka suara terkait insiden kekerasan yang dilakukan seorang pelatih terhadap siswa MI Al-Hidayah.
Dalam pernyataannya, Direktur Humas Unesa, Vinda Maya, menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan seluruh pihak yang terdampak.
“Kami menyesalkan peristiwa yang terjadi setelah pertandingan berlangsung. Atas nama penyelenggara, kami memohon maaf kepada keluarga korban dan seluruh tim yang terlibat dalam turnamen ini,” ujar Vinda pada Selasa (29/4).
Ia menegaskan bahwa panitia tidak membenarkan dan tidak akan membiarkan tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun, baik di lingkungan sekolah maupun selama kegiatan olahraga.
Menurut Vinda, setelah kejadian, tim dari Labschool Unesa segera memberikan pendampingan kepada korban, termasuk mengunjungi rumah sakit tempat korban dirawat. Kunjungan itu dilakukan pada Senin (28/4) untuk memantau langsung kondisi korban berinisial BA (11 tahun).
“Kami pastikan korban mendapatkan pendampingan secara menyeluruh, baik secara medis maupun psikologis. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami,” katanya.
Insiden tersebut, lanjut Vinda, menjadi titik evaluasi penting bagi panitia. Pihaknya akan melakukan perbaikan sistem keamanan dan pengawasan dalam kegiatan serupa di masa mendatang.
“Kejadian ini membuka mata kami bahwa prosedur pengamanan harus ditingkatkan. Kami berkomitmen untuk mencegah hal serupa terulang kembali,” ujarnya. Ia juga mengucapkan terima kasih atas perhatian dan respons masyarakat atas insiden ini.
Sebelumnya, insiden kekerasan terhadap BA terjadi usai laga final antara MI Al-Hidayah dan SDN Simolawang yang berlangsung Minggu (27/4). Dalam pertandingan yang dimenangkan MI Al-Hidayah dengan skor 4-2 tersebut, BA diduga ditarik dan dibanting oleh pelatih tim lawan saat melakukan selebrasi.
Aksi itu terekam kamera penonton dan menyebar luas di media sosial, memicu keprihatinan publik terhadap keamanan anak-anak dalam kegiatan sekolah.