TODAYNEWS.ID – Presiden RI Prabowo Subianto telah usai menggelar pertemuan dengan ratusan rektor di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).
Adapun pertemuan itu digelar sejak sore hari hingga berakhir malam hari dengan diselingi momen buka bersama antara Presiden Prabowo dengan ratusan rektor Universitas.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto mengungkapkan terdapat 184 rektor yang telah diundang ke Istana Negara.
Terdiri dari 124 rektor perguruan tinggi Negeri (PTN) dan 40 rektor perguruan tinggi swasta, 18 pejabat tinggi dari perguruan tinggi keagamaan.
Selain itu, Presiden Prabowo juga mengundang 17 pejabat tinggi dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) seluruh Indonesia yang bertugas menjadi pembina bagi perguruan tinggi swasta di Indonesia.
“Sudah disampaikan bahwa Pak Presiden mengundang rektor PTN, rektor PTS, tentu perwakilan ya karena PTS di Indonesia sangat banyak, dan yang kemudian juga rektor dari PTA, kemudian juga dari PTKL, serta LL Dikti, pembina PTS-PTS yang ada di Indonesia,” kata Brian.
Brian mengungkapkan, pertemuan antara Presiden dan ratusan rektor itu diselenggarkan dalam rangka membahas tantangan geopolitik serta mendorong langkah strategis untuk pertumbuhan ekonomi.
“Tadi Pak Presiden menyampaikan bagaimana para rektor yang hadir ini adalah brains of our country,” ucap guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Brian mengatakan, pemerintah juga menyadari pentingnya untuk meningkatkan kesejahteraan guru dosen dan rektor dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
Brian menjelaskan, sebab menurut Presiden, dosen, guru dan rektor sangat dibutuhkan negara sebagai basis strategis utama mendorong kecerdasan rakyat.
Selain itu, dalam rangka untuk memastikan pengembangan ilmu pengetahuan, Presiden Prabowo juga mendorong peningkatan dana riset di setiap universitas.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Dunia, dana riset yang telah dikucurkan oleh pemerintah dalam 10 tahun terakhir ditengarai tidak sampai sebesar 0,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP).
Oleh karena itu, pemerintah saat ini akan fokus menaikan dana riset demi kepentingan negara untuk kemajuan ilmu pengetahuan anak bangsa.
“Jadi secara luas itu yang akan diharapkan atau diinginkan oleh Presiden, tadi seperti kalau Korea itu kan 4 persen dari GDP dan seterusnya, dari anggaran gitu ya. Nah, ini yang kita akan terus tingkatkan,” ucap Brian.
“Nanti ketika pembangunan ini bisa berjalan cepat, industrialisasi berbasis teknologi bisa bergerak cepat, Pak Presiden berharap juga terjadi peningkatan paling tidak hingga 1 persen dari GDP kita,” sambung Brian.
Di sisi lain, Brian mengatakan, pemerintah saat ini juga tengah mempersiapkan program beasiswa kepada seluruh dosen agar dapat menempuh gelar S3.
Brian menambahkan, usulan untuk memberikan beasiswa itu lantaran berdasarkan data, dari total jumlah dosen di Indonesia 303.067 orang, saat ini yang bergelar doktor baru sekitar 25 persen.
“Sehingga kapasitas mereka menjadi lebih baik dan pada akhirnya bisa bekerja lebih memenuhi kualifikasi dan akhirnya bisa menghasilkan mahasiswa yang berkualifikasi,” tutup Brian. (GIB)