x

Mendiksaintek Efisiensi Anggaran, Biaya Kuliah Berpotensi Naik

waktu baca 3 menit
Rabu, 12 Feb 2025 22:56 167 Gibran Negus

JAKARTA, todaynews.id Mendiksaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan, biaya kuliah berpotensi naik seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran.

Adapun pos anggaran yang terdampak efisiensi yakni program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Nasional (BOPTN).

Satryo menjelaskan, sebelum adanya kebijakan efisiensi, pagu dalam program itu kurang lebih sebesar Rp6 triliun. Sekarang menjadi Rp3 triliun.

Satryo mengaku akan tetap mengusahakan agar anggaran BOPTN tetap pada posisi awal yakni sebesar 6 triliun.

“Karena kalau BOPTN ini dipotong separuh, maka ada kemungkinan perguruan tinggi harus menaikkan uang kuliah,” kata Satryo dalam rapat dengan Komisi X DPR RI di Gedung Parlemen,  Rabu (12/02/2025).

Anggaran Revitalisasi

Selain anggaran BOPTN, kata dia, yang ikut terdampak yakni program revitalisasi perguruan tinggi negeri.

Anggaran revitaliasasisebesar Rp856,2 miliar. Setelah pemotongan menjadi Rp428 miliar.

Anggaran selanjutnya yang juga ikut terdampak terkena potongan yakni program Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum (BPPTNBH).

Adapun anggaran di program tersebut sebesar Rp2,37 triliun, dipotong efisiensi 50 persen menjadi Rp1 triliun.

Satryo mengusulkan agar efisiensi tidak mencapai 50 persen. Sehinggam tidak begitu berpengaruh terhadap aktivitas perguruan tinggi.

“Kami mencoba untuk mengurangi potongan tersebut. Sehingga, kami usulkan efisiensi yang dilakukan semula Rp1,185 triliun menjadi Rp711,081 miliar, 30 persen dari 50 persen yang semula,” beber Satryo.

“Kita ikuti potongan meski tidak sebesar yang mereka lakukan, kalau besar potongannya, PTNBH terpaksa naikkan sebagian uang mahasiswa,” sambung Satryo.

Program Pusat Unggulan Terdampak

Sementara program pusat unggulan antar perguruan tinggi juga terkena dampak efisiensi. Setidaknya anggaran untuk program tersebut terpangkas 50 persen, dari semula Rp250 miliar menjadi Rp125 miliar.

“Ini merupakan program bantuan langsung kepada perguruan tinggi, karena kalau mereka juga kena efisiensi, ada kemungkinan perubahan tinggi akan mencari tambahan dana pengembangan, dan kalau tidak ada opsi lain terpaksa menaikkan uang kuliah,” kata dia.

Satryo mengatakan, bantuan lain yang juga terkena imbas efisiensi yakni program bantuan perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang anggaran awal sekitar Rp365 miliar, terkena efisiensi 50 persen menjadi Rp135 miliar.

“Jadi total yang akan dilakukan efisiensi oleh Kemendiktisaintek jumlah sebesar Rp6,785 t dari Rp14,3 t yang diusulkan oleh Dirjen Anggaran,” jelas Satryo.

“Ini belum termasuk tunjangan kinerja dosen, PNS, sebesar Rp2,5 triliun yang sudah di dapat lampu hijau Kemenkeu untuk dibayarkan,” lanjut Satryo.

Berharap ke Komisi X

Satryo berharap Komisi X dapat memperjuangkan agar anggaran tidak terkena potongan efisiensi yang begitu signifikan.

Ia menambahkan, pada prinsipnya dirinya tetap patuh terhadap perintah Presiden Prabowo namun pertimbangan lainnya agar tidak berdampak terhadap masyarakat khususnya terkait ruang belajar di perguruan tinggi.

“Dengan posisi ini saya berharap bapak dan juga ibu Komisi X bisa untuk memperjuangkan supaya pemotongan tidak Rp14,3 trilim tetapi menjadi hanya Rp6,78 triliun,” tandas Satryo. (GIB)

Post Views132 Total Count
LAINNYA
x