TODAYNEWS.ID – Pernah merasa baru menerima gaji, tapi beberapa hari kemudian saldo rekening sudah menipis? Padahal, kalau dipikir-pikir, kamu tidak membeli barang mahal, tidak liburan jauh, dan tidak punya cicilan besar. Bisa jadi uang habis karena kebiasaan kecil sehari-hari yang dianggap sepele alias “duit receh”.
Kebiasaan kecil ini sering diremehkan. Namun, jika dikumpulkan selama sebulan bahkan setahun, nilainya bisa sangat besar. Berikut enam kebiasaan receh yang diam-diam bikin keuanganmu bocor. Yuk, coba introspeksi!
Segelas kopi kekinian atau sekadar gorengan memang terlihat murah. “Ah, cuma Rp10 ribu–Rp20 ribu kok,” begitu biasanya alasan kita. Tapi coba hitung kalau dilakukan tiap hari, sebulan bisa tembus Rp300 ribu–Rp600 ribu. Jumlah itu cukup berarti jika dialihkan ke tabungan atau investasi.
Tidak masalah nongkrong atau jajan sesekali, tapi kalau jadi rutinitas, jelas dompet akan keteteran. Solusinya, batasi frekuensi atau bikin kopi dan camilan sendiri di rumah. Rasanya mungkin beda, tapi keuanganmu lebih lega.
Aplikasi pesan makanan memang praktis, tinggal klik, pesanan datang. Masalahnya, harga makanan online biasanya lebih tinggi dibanding beli langsung. Belum lagi ditambah ongkos kirim (ongkir), pajak, dan biaya platform.
Jika setiap hari pesan sekali, ongkos sebulan bisa mencapai ratusan ribu hanya untuk ongkir. Padahal, uang segitu bisa dipakai belanja bahan makanan untuk seminggu. Jadi, sesekali pesan online tidak masalah, asal jangan dijadikan gaya hidup.
Film, musik, drama Korea, sampai game—semuanya dilangganin. Sekilas murah, misalnya Rp30 ribu–Rp60 ribu per aplikasi tiap bulan, tapi kalau ada empat sampai lima langganan, totalnya bisa setara biaya makan seminggu.
Pilih saja yang paling sering dipakai. Kalau jarang nonton, tidak perlu berlangganan semua. Trik lain, patungan dengan teman atau keluarga. Lebih hemat, tapi hiburan tetap jalan.
Diskon 50 persen, flash sale, atau gratis ongkir sering bikin tergoda. Rasanya rugi kalau tidak checkout barang “murah”. Padahal, sering kali barang itu sebenarnya tidak dibutuhkan.
Hasilnya, barang hanya menumpuk di rumah, dipakai sekali lalu dilupakan. Ingat, hemat bukan berarti selalu beli diskonan, tapi hanya membeli barang yang benar-benar perlu. Jangan terjebak jargon “hemat karena diskon” yang justru bikin boros.
Transportasi online wajar dipakai untuk jarak jauh. Tapi kalau hanya 500 meter sampai 1 kilometer (km), sebaiknya jalan kaki saja. Selain lebih sehat, ongkos pun bisa dihemat.
Banyak yang tidak sadar, ongkos Rp10 ribu–Rp15 ribu sekali jalan kalau dikali pulang-pergi setiap hari bisa mencapai ratusan ribu sebulan. Jadi, kalau jaraknya masuk akal, kenapa tidak sekalian olahraga gratis?
Nongkrong penting untuk refreshing dan bersosialisasi, tapi kalau terlalu sering, keuangan bisa terkuras. Bayangkan, sekali nongkrong bisa habis Rp30 ribu–Rp50 ribu. Kalau seminggu tiga kali, sebulan bisa ratusan ribu.
Tidak salah nongkrong, tapi atur frekuensinya. Misalnya cukup sekali seminggu atau pilih tempat yang lebih ramah di kantong. Dengan begitu, tetap bisa bersenang-senang tanpa bikin saldo rekening menipis.
Itulah enam kebiasaan receh yang sering bikin uang habis tanpa disadari. Terlihat sepele sehari-hari, tapi jika dijumlahkan, nilainya bisa setara biaya penting lain seperti tabungan, investasi, atau liburan.
Bukan berarti harus berhenti menikmati hidup, tapi penting untuk lebih sadar terhadap pengeluaran kecil. Dengan mengurangi kebiasaan bocor halus ini, kondisi keuangan bisa lebih sehat tanpa kehilangan momen seru. Jadi, kebiasaan mana yang paling sering bikin dompetmu tipis?
Tidak ada komentar