x

5 Fakta Penyebab Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang

waktu baca 4 menit
Selasa, 13 Mei 2025 13:22 65 Gibran Negus

TODAYNEWS.ID – Pekan ini publik dihebohkan dengan peristiwa atau insiden ledakan yang memakan belasan korban jiwa dalam agenda pemusnahan amunisi kadaluwarsa petugas TNI di Garut, Jawa Barat.

Adapun dalam insiden ledakan itu terjadi Senin (12/6/2025) dan telah tercatat total sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dunia yang terdiri dari warga sipil dan petugas TNI.

Peristiwa ledakan itu pun sangat amat disayangkan lantaran dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa itu diduga telah melanggar aturan prosedur yang berlaku.

Sebab sejumlah pihak juga turut mempertanyakan kepentingan dari keberadaan para warga sekaligus sistem keamanan yang dianggap tak ketat sehingga telah berakibat menelan belasan nyawa manusia.

TNI Angkatan juga telah resmi mengkonfirmasi bahwa kegiatan penindakan amunisi itu digelar di tempat biasa yang menjadi tempat standar untuk memusnahkan alat perang atau amunisi senjata yang kadaluwarsa.

Berikut 5 Fakta Insiden Ledakan Amunisi Kadaluwarsa di Garut Tewaskan 13 orang :

1. Kronologi ledakan

Dalam keteranganya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (AD) Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan agenda pemusnahan amunisi kadaluwarsa itu dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB oleh para jajaran prajurit di kawasan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD.

Sosok yang akrab disapa Wahyu itu menyebut para prajurit telah melaksanakan standar prosedur terlebih dulu sebelum melakukan pemindahan amunisi tersebut.

“Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” kata Wahyu kepada awak media, dikutip Selasa (13/5/2025).

Di sisi lain, tim dilapangan segera melakukan penyusunan amunisi kadaluwarsa dengan membuat dua lubang sumur yang nantinya akan digunakan untuk meledakan martir atau peluru amunisi kadaluwarsa.

Adapun selain telah membuat dua sumur, pihaknya juga membuat satu lubang lain yang digunakan untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran di dua sumur sebelumnya.

Namun, pada saat penghancuran detonator itulah kemudian telah terjadi ledakan yang cukup besar di lokasi sehingga menyebabkan 13 orang meninggal dunia.

2. Jumlah korban tewas 13 orang

Berdasarkan informasi yang telah beredar, insiden ledakan itu juga berakibat menghilangkan nyawa sebanyak 13 orang. Adapun 13 orang itu terdiri dari empat orang anggota militer dan sembilan warga sipil.

Sementara itu, pihak RSUD yang terdekat yakni Pameungpeuk sempat menerima korban yang dilarikan ke sana. Namun, salah satu dokter mengatakan mereka dibawa ke IGD dalam keadaan telah meninggal dunia.

“Untuk korban yang hidup, saat ini tidak ada yang dirawat. Korban [13 korban] yang ada ke RSUD Pameungpeuk sudah dalam keadaan meninggal dunia semuanya,” ungkap dokter Aziz Akhmad Senin (12/5/2025)

Hal yang paling menyedihkan yaitu pihak rumah sakit setempat patut diduga tidak menerima korban luka baik yang ringan, sedang, maupun serius.

3. Warga Cari Logam Bekas

Kapuspen TNI Kristomei Sianturi menyebut bahwa kendaraan warga sipil di lokasi dalam rangka untuk mencari serpihan-serpihan logam yang dinilai cukup berharga jika dijual.

Kristomei mengatakan, lokasi peristiwa itu merupakan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut yang diklaim sebagai tempat biasa TNI memusnahkan amunisi.

“Informasi yang kami dapat, kebiasaan yang ada, adalah apabila setelah peledakan itu masyarakat mendekat,” kata Kristomei.

Dia lalu berujar, “Kenapa mereka mendekat? Dalam rangka untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam, tembaga, besi dari amunisi-amunisi yang sudah diledakkan tadi. Karena itu punya nilai jual,” tuturnya.

4. Kemhan investigasi

Pemerintah, melalui Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan ucapan duka dan belasungkawa terhadap warga yang menjadi korban atas insiden tersebut dan menyatakan sedang menginvestigasi.

“Saat ini proses investigasi sedang dilakukan. Selama investigasi akan terus memedomani prosedur keamanan yang berlaku,” kata dia dalam pernyataan resmi.

5. Gubernur Jabar Berduka

Dalam kesempatannya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut menyampaikan ungkapan duka cita yang mendalam ke warga sipil dan militer atas insiden ini.

“Untuk keluarganya, semoga diberikan ketabahan atas musibah yang terjadi dan semoga kita semua diberikan kelapangan hati untuk bersama-sama menyampaikan doa pada saudara-saudara kita yang meninggal pada peristiwa tersebut dengan membaca surat Al-Fatihah,” kata Dedi di unggahan media sosial. (GIB)

Post Views66 Total Count
LAINNYA
x